“Ada masalah, Bunda Xi?” tanya salah satu panitia acara pelatihan creative writing untuk siswa di sebuah SDIT di daerah Mojokerto. Ia melihat saya masih mengutak-atik laptop saya yang belum memperlihatkan tanda-tanda siap digunakan, padahal ratusan siswa peserta, termasuk kepala sekolah dan guru, telah cukup lama menunggu.


ASUS Zenbook S14 OLED adalah sahabat tangguh dan fungsional andalan perempuan produktif. (Dok: ASUS)
 

Hingga beberapa menit kemudian saya menyerah. 


“Kayaknya saya pakai laptop Njenengan (Anda) saja, Bu. Maaf, laptop saya agak lambat. Untung file-nya sudah saya copy ke flashdisk. Sekali lagi maaf ya, Bu.”

 

Dengan menahan sedikit rasa malu, saya akhirnya menggunakan laptop sekolah yang tampak lebih canggih sehingga acara bisa dimulai meski agak sedikit terlambat. 


Untungnya, materi presentasi yang saya bawakan sangat menarik dan membuat anak-anak antusias karena penuh dengan video, animasi, atau grafis yang menarik. Laptop sekolah itu bisa dibilang turut menyelamatkan performance saya hari itu.


Menyapa young minds, calon pemimpin masa depan (Dok. pri)

Saya sempat melirik laptop apa yang digunakan oleh panitia di sekolah itu. Pantas saja kinerja laptopnya sat set wat wet, laptopnya ternyata merek ASUS yang jelas bisa bikin presentasi dan tugas saya lebih mudah, cepat, dan lancar. Saat itu saya makin yakin, laptop ASUS memang sangat bisa diandalkan untuk jadi sahabat atau asisten pribadi saya yang nggak bakal bikin kecewa dan malu seperti pengalaman saya di awal pagi itu.


Siapa Bilang Perempuan Aktif Gak Butuh Laptop Canggih?

 

Sering kali saya bertemu dengan teman atau tetangga yang menjawab, “Saya “cuma” ibu rumah tangga, Mbak.” Ucapan bernada inferior alias minder itu entah sudah berapa ratus atau ribuan kali saya dengar ketika bertanya tentang kegiatan harian para ibu itu. Mereka mengucapkannya tanpa ekspresi kebanggaan sedikit pun.

 

Padahal, semua orang tahu persis bahwa aktivitas seorang ibu rumah tangga sangat banyak dan padat. Bisa dibilang, kami para ibu rumah tangga rasanya sering membutuhkan waktu lebih dari 24 jam dalam satu hari untuk menyelesaikan beragam tugas.

 

Perempuan produktif berkat ASUS Laptop berbasis AI (Dok. Asus)

Beragam profesi pun rasanya menyatu sekaligus dalam diri seorang ibu rumah tangga (IRT). Mereka bisa multitasking menjadi guru, dokter/perawat, sekretaris merangkap bendahara, psikolog, chef/koki, bahkan driver dalam keluarga atau rumah tangganya, apalagi jika mereka kebetulan single parent.

 

Saya bersyukur, sebagai ibu rumah tangga, saya juga dipercaya dan dapat mengaktualisasikan diri sebagai blogger, penulis, dan editor naskah (buku pelajaran, buku umum, dan buku anak), pengajar dan coach, dan saat ini sedang mencoba menjajaki sebagai pembuat (ide kreatif dan skenario) film. Dengan seabrek aktivitas ini, saya dituntut mampu mengatur waktu dan mobilitas agar tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga tetap terpenuhi.

 

Berinteraksi dengan anak sekolah dasar, kesempatan menularkan virus literasi dan teknologi (Dok. pri) 

Saya memilih hal ini tepat ketika memutuskan resign dari perusahaan penerbitan buku beberapa belas tahun yang lalu. Ketika saya sudah memilih rumah menjadi tempat bereksistensi, maka saya sudah meyakini rumah tangga akan menjadi tempat saya mengaktualisasikan diri dan menjadikan keluarga sebagai fokus untuk mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan dalam kehidupan.

 

Seorang ibu pasti merupakan sosok yang diharapkan menenteramkan. Dengan catatan mesti menjadi individu yang bahagia dan tenteram terlebih dulu agar mampu menebarkan vibe tersebut dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.

 

Oleh karena itu, seorang IRT tetap membutuhkan pengembangan dan pengaktualisasian diri, termasuk hiburan. Ibu rumah tangga yang sangat aktif dan memiliki mobilitas yang tinggi, seperti saya, membutuhkan perangkat dan asisten yang bisa diandalkan untuk memanajemen setiap agenda dan aktivitas.

 

Manajemen Waktu dan Pekerjaan Tak Bisa Ditunda!

 

Saya kadang mengalami kendala, bahkan beberapa kali berakhir dengan kegagalan akibat kurangnya manajemen dan dukungan perangkat yang saya miliki. Pernah terjadi, suatu ketika saya sudah membuat desain sebuah pitch deck film, tetapi akibat laptop yang performanya menurun drastis karena sering terguncang saat perjalanan dan tidak bisa mendukung pencarian referensinya, akhirnya saya kehilangan kesempatan melaju ke tahap berikutnya.


ASUS Zenbook pilihan ideal untuk sukses di era digital (Dok. ASUS) 


Mobilitas saya sebagai IRT dan perempuan yg aktif terbilang cukup tinggi. Saya sering mampir di warkop/kafe untuk menulis blog selepas menjemput anak dari sekolah (atau kini sambil sambang/mengunjungi anak yang mondok di pesantren), coaching materi menulis kreatif, membuat materi mengajar Al-Qur’an, mendongeng (storytelling), dan menyusun administrasi di tempat belajar Omah Ngaji, menjadi volunteer aktif di Nasi Bungkus Community (NBC), membuat buku (pelajaran, novel, dan picture book), mendampingi proses editing disertasi, dan membuat pitch deck/dossier serta skenario film adalah ragam aktivitas di luar kegiatan rumah tangga.

 

Mobilitas saya juga kadang tak terduga. Saya bisa naik-turun moda transportasi publik seperti kereta atau bus dan tak jarang pula mengendarai motor yang menjadi favorit saya karena melintasi hutan dan sungai dengan menumpang rakit. Dengan kondisi demikian, laptop yang bisa menjadi andalan saya memang seharusnya dapat hadir dengan desain tipis, ringan, dan ringkas agar bisa dimasukkan ke ransel saya sehingga gampang dibawa ke mana pun.

 

Saya memang lebih banyak menggunakan moda transportasi berupa kendaraan roda dua ini. Salah satu alasannya, saya bisa menghemat waktu karena bisa mudah mencari jalan alternatif yang sering sulit dicapai oleh kendaraan roda empat. Namun kendalanya adalah cuaca dan medan tempuh yang tak bisa diduga. Bayangkan jika laptop yang saya bawa tidak tangguh akibat goncangan dan performanya kurang mendukung. Tentu akan hadir berbagai kendala yang membuat tugas saya menjadi tidak maksimal, bahkan mengecewakan.


Bangga menjadi bagian dari keluarga besar ASUS


Maka ketika laptop tipis premium pertama yang ditenagai prosesor Intel® Core™ Ultra (Series 2), yaitu ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) hadir, hati kecil saya langsung memekik, 

“Laptop ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) inilah yang saya butuhkan, karena ada kenyamanan, kemudahan, produktif, dan eksklusif!”


Desain Mewah Bikin Percaya Diri dan Tangguh di Segala Medan


Saat saya mengeluarkan laptop dari dalam ransel, saya kerap menangkap tatapan yang bikin hati agak mencelus. Entah tatapan audiens itu berarti kasihan atau sekadar tidak percaya dengan membandingkan performance saya di hadapan mereka. 


Saya yakin tatapan itu akan berubah wow jika yang menemani saya adalah ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) sebab laptop premium ini memiliki desain inovatif dan fungsional. Laptop ini menggunakan material eksklusif Ceraluminum™, yang dirancang untuk memberikan ketahanan sekaligus tampilan elegan. 


Material material eksklusif Ceraluminum™ ini dikembangkan selama empat tahun, bukan dalam sekejap ala legenda Roro Jonggrang. Melalui upaya untuk menyempurnakan warna, tekstur, dan kekuatan, maka hadirlah laptop ultra-tipis yang punya ketebalan cuma 1,1 cm. Dengan ketebalan yang hampir sama seperti buku pelajaran sekolah, ruang penyimpanan di ransel saya bisa menjadi lebih lega dan ringan. 


Rasanya pundak yang menyangga ransel sudah tidak perlu lagi sering-sering dipijat oleh Mbok Rumani, tukang pijat langganan saya karena punggung dan pundak ini tidak akan terasa pegal-pegal betapa pun laptop ini nemplok di punggung saya berjam-jam. Sungguh perangkat portabel, keren, dan tangguh yang ideal bagi perempuan modern.


Saya yakin rasa percaya diri tidak hanya berasal dari kemampuan yang dikuasai, tetapi juga saat dukungan dari perangkat yang menjadi andalan turut mendukung penampilan. Bodi laptop Zenbook S14 OLED memiliki teknologi CNC milling sehingga memungkinkan pembentukan detail desain yang presisi, seperti grille geometris yang unik di atas keyboard dan touchpad yang lebih luas sehingga sangat nyaman digunakan. Pekerjaan dan browsing rujukan atau referensi yang dibutuhkan untuk materi akan menjadi lebih efisien. Jari-jari pun akan menari dengan lincah tanpa butuh tenaga dalam.


ASUS Zenbook andalan di segala medan (Dok. ASUS)


Sebagai penikmat warna-warna kalem, Zenbook S14 OLED memberi pilihan warna alami, Zumaia Gray dan Scandinavian White yang bikin mood menjadi tenang meski dikejar deadline atau agenda yang mendesak. Sentuhan minimalis nan elegan akan langsung terpancar saat laptop ini membentang di hadapan. Selebihnya, ide kreatif dan performance akan menjadi lebih mudah dan lancar untuk digulirkan seiring desain warna sederhana, tetapi tetap bermakna.


Artificial Inteligence (AI) Bukan Ancaman, Tapi Rekan Seperjalanan


Dilengkapi RAM LPDDR5X hingga 32GB dan penyimpanan SSD PCIe 4.0 dan prosesor Intel® Core™ Ultra (Series 2) yang dilengkapi NPU hingga 47 TOPS, laptop ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) bakal jadi teman setia saya di mana pun untuk bekerja dengan sat set anti-ngelag saat bekerja di bawah tekanan waktu yang entah kenapa sering terasa sempit bagi saya, heuheuheu. Kinerja mulus untuk aplikasi modern bisa saya dapatkan berkat pemanfaatan potensi AI secara maksimal. 


Dengan perangkat yang lengkap ini juga memungkinkan laptop memproses aplikasi berbasis AI dengan lebih cepat dan efisien. Pasti jadi solusi ideal bagi saya yang memerlukan dukungan AI untuk produktivitas harian, termasuk bikin rancangan premis awal untuk novel atau film yang sedang saya garap. Tombol Copilot yang terintegrasi pada keyboard juga mempermudah akses ke asisten Windows AI dan membantu menyelesaikan berbagai tugas kreatif ini dengan lebih praktis dan efisien.


Sahabat sejati ditemani AI (dok. ASUS)


Kebutuhan kreatif dan produktif saya rasanya amat terbantu dengan laptop premium berbasis AI ini karena memang sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan masa kini. Saya percaya ASUS Zenbook S14 OLED bisa menjadi asisten andal bagi saya untuk mengerjakan semua tugas, mulai dari pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga hingga proyek kompleks sebagai penulis, editor, hingga pengajar. 


Semua dapat diselesaikan dengan mudah berkat kombinasi teknologi canggih dan performa AI yang andal. Jika sebagian orang khawatir dengan AI, saya justru merasa fitur-fitur mutakhir pada laptop berbasis AI ini adalah pilihan paripurna sebagai pendamping bagi perempuan aktif dan produktif yang mencari perangkat tipis, ringan, dan berkemampuan tinggi.


Hiburan Ciamik Pakai Laptop Premium Berdaya Tahan Baterai Seharian


Kasus pelatihan menulis yang terkendala beberapa waktu lalu terselamatkan berkat laptop ASUS. Seandainya ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) saat itu berada dalam genggaman saya,  rasanya saya dapat menghadirkan pengalaman visual dan audio terbaik berkat teknologi layar dan suara yang canggih. 


Layar sentuh ASUS Lumina OLED 3K 120Hz menawarkan resolusi 2880x1800 piksel yang tajam, memastikan detail gambar yang tajam dan jernih. 


Apalagi dengan gamut warna DCI-P3 100%, layar ini mereproduksi warna secara akurat dan makin tervalidasi oleh sertifikasi Pantone® Validated. DisplayHDR™ True Black 500 menjamin kontras optimal dan warna hitam pekat, menjadikan konten saya bisa terasa nyata


Visual grafis memukau untuk berbagai kebutuhan (Dok. ASUS)


Saya memperhatikan ekspresi para siswa, bahkan bapak dan ibu guru beserta kepala sekolah sangat antusias. Apalagi jika audio yang jadi keunggulan utama Zenbook S14 OLED juga hadir dilengkapi dengan empat speaker bersertifikasi Harman Kardon dan teknologi Dolby Atmos®, tentu laptop ini memberikan pengalaman yang luar biasa menakjubkan dan mendalam. 


Meskipun ramping, sistem suara tetap berkualitas premium dan ideal untuk pengalaman mendengarkan musik atau menonton film yang imersif pada saat-saat saya jeda atau istirahat.


Daya tahan baterai jadi nilai tambah utama ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406). Kombinasi Prosesor Intel® Core™ Ultra 7 258V yang sangat efisien dan baterai 72Whrs yang besar membuat laptop ini tetap bertenaga sepanjang hari atau lebih dari 23 jam. Saya tak perlu khawatir jika dalam sehati saya perlu transit di beberapa tempat sambil menyelesaikan tugas sekaligus.


ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) jelas tampil menonjol sebagai laptop premium, menghadirkan kombinasi unggul antara profil ramping, performa tangguh, dan efisiensi energi. Rasanya sebagian beban pekerjaan bisa saya atasi dengan mudah. Laptop ini dilengkapi prosesor Intel® Core™ Ultra dan NPU yang menghasilkan hingga 47 TOPS, membuatnya mahir menangani tugas-tugas yang berfokus pada AI dengan cepat. Didukung oleh RAM LPDDR5X hingga 32GB dan SSD PCIe 4.0 yang cepat, laptop ini menjamin pengoperasian yang optimal secara keseluruhan.


Benchmarking dengan Uji Baterai UL Procyon menunjukkan daya tahan ASUS Zenbook S14 OLED yang luar biasa. Daya tahannya dapat bertahan lebih dari 18 jam untuk penggunaan aktif (seperti menggunakan aplikasi kantor), dan lebih dari 23 jam dalam mode siaga, sehingga saya bisa tetap produktif dalam waktu lama. Produktivitas bisa meningkat, aktivitas terkelola, dan kesehatan mental terjaga karena saya bakalan berkurang stresnya, hahaha


ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.


Pilihan Semua Kalangan, Termasuk Perempuan Aktif dan Produktif


Kinerja 45+ TOPS, Zenbook S14 OLED tentu menjamin performa tingkat tinggi dalam menuntaskan tugas-tugas berbasis AI yang sangat dibutuhkan oleh perempuan masa kini, yakni perempuan yang imajinatif, kreatif, produktif, dan mobile demi mencapai prestasi terbaik dalam pengertian seluas-luasnya. 


Tak main-main, inilah spesifikasi yang mendukung kinerja laptop super tipis, tapi premium dalam kualitas dalam performa dan mobilitasnya ini.


Main Spec.

Zenbook S14 OLED (UX5406SA)

CPU

Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 1.8 GHz (12MB Cache, up to 4.8 GHz, 8 cores, 8 Threads)

NPU

Intel® AI Boost NPU up to 47 TOPs

Operating System

Windows 11 Home

Memory

32GB LPDDR5X

Storage

1TB PCIe® 4.0 NVMe™ M.2 SSD

Display

14", 3K (2880 x 1800) OLED Touchscreen, 16:10, 120Hz, 500 nits, 100% DCI-P3, DisplayHDR™ True Black 500, Pantone® Validated, TÜV Rheinland-certified, stylus support

Graphics

Intel® Arc™ Graphics

Input/Output

1x USB 3.2 Gen 2 Type-A (data speed up to 10Gbps), 2x Thunderbolt™ 4 with support for display / power delivery (data speed up to 40Gbps), 1x HDMI 2.1 TMDS, 1x 3.5mm Combo Audio Jack

Connectivity

Wi-Fi 7(802.11be) (Tri-band)2*2 + Bluetooth® 5.4 Wireless Card

Camera

1080P FHD IR Camera for Windows Hello

Audio

Smart Amp Technology, harman/kardon certified built-in 4 speaker, Built-in array microphone, Dolby Atmos

Battery

72WHrs, 2S2P, 4-cell Li-ion

Dimension

31.03 x 21.47 x 1.19 ~ 1.29 cm

Weight

1.2 Kg

Color

Zumaia Gray, Scandinavian White

Price

Rp27.999.000

Warranty

2 Tahun Garansi Global dan 1 Tahun ASUS VIP Perfect Warranty


Entah ibu rumah tangga, freelancer, blogger, dosen di kampus, pekerja kantoran, hingga pengusaha perempuan akan berdaya dengan mengandalkan laptop besutan ASUS yang mendukung akselerasi kemampuan dan terpenuhinya kebahagiaan. Bukan agar menyaingi kaum pria, melainkan meraih kemandirian untuk turut berkontribusi bagi kemajuan bangsa. 


Perempuan aktif dan produktif, termasuk ibu rumah tangga bersama laptop ASUS akan semakin percaya diri dan mampu menyelesaikan tugas atau tanggung jawabnya dengan maksimal. Mereka juga tentu akan dengan bangga dan bahagia menyebutkan profesinya, "Saya adalah seorang ibu rumah tangga!", tanpa pakai kata "cuma".





Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.

 We do not inherit the earth from our ancestors, we borrow it from our children.

(Wendell Berry)

 

Bumi terbiasa mencuci tangan untuk menjaga kebersihannya di mana pun ia berada. (Dok: Pribadi)


Haddeeuuuhh, kok bisa-bisanya ada banyak kantong kresek penuh sampah dibuang di hutan ya, Bunda?” keluh Bumi sambil menutup hidungnya meski sudah memakai masker.


“Mereka mungkin tidak tahu cara mengolah sampah itu, Dek. Atau, mungkin juga mereka tidak peduli sampah itu merusak lingkungan. Satu hal yang pasti, mereka tidak terbiasa menjaga kebersihan dan kurang literasi!” sahutku yang meski ikut merasa kesal dan muak, tetapi tetap berusaha bicara dengan nada lembut nan santun, heuheuheu.

 

Perilaku bersih dan menjaga lingkungan memang sudah seharusnya dimulai dari rumah atau keluarga. Jika pembiasaan hidup bersih telah dimulai sejak dini dalam suatu keluarga, maka keluarga tersebut punya peluang yang sangat besar untuk senantiasa bahagia berkat terjaga kesehatannya dan terhindar dari kerusakan lingkungan.

 

Peran keluarga sebagai lingkup terkecil dalam masyarakat memang sangat penting. Sebuah keluarga yang memiliki kebiasaan menjaga kebersihan serta bijak atau kepedulian untuk memilih kebiasaan positif bagi diri dan lingkungannya, maka hal itu akan melahirkan budaya bersih dan cinta lingkungan dalam masyarakat, demikian pula sebaliknya.

 

Mirisnya kesehatan dan lingkungan yang tidak terjaga justru sering kali dimulai dari keluarga yang tidak peduli atau bijak terhadap hal-hal tersebut dan kurangnya kesadaran literasi.

 

Duh, Banyak Sampah di Mana-mana!

 

Seketika udara sejuk dan segar serta indahnya pemandangan menerpa saya dan Bumi, anak bungsu saya, saat memasuki kawasan hutan jati di daerah perbatasan antara Lamongan dan Mojokerto. Sesekali kami berhenti agar paru-paru terisi penuh oksigen dari hutan itu sehingga membuat napas kami terasa ringan dan lega.

 

Pemandangan Gunung Arjuno dari kejauhan yang tampak menjulang ke langit dan tersaput awan juga terasa menawan mata. Berkali-kali Bumi mengatakan, “Bunda, aku pengen nangis (terharu dan kehabisan kata-kata) lihat pemandangan hutan dan gunung itu. Bagus bangeeet!”

 

Santri di pondok si sulung sering belajar di luar (outdoor) karena pesantrennya memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan kewirausahaan. (Dok: Ponpes Fathul Ulum Jombang)

 

Perjalanan ini sering kami lakukan untuk mengunjungi kakak Bumi yang sedang mondok di salah satu pesantren di kawasan Tebu Ireng, Jombang. Jauhnya jarak tak terasa menjemukan, apalagi momen menyeberang Sungai (Kali) Brantas menggunakan tambangan (perahu/rakit) untuk mempersingkat jarak. Sungguh membuat kami takjub!

 

Sayangnya, pemandangan dan suasana syahdu dalam perjalanan beberapa kali dirusak oleh sampah-sampah yang berserakan pada beberapa titik di sepanjang jalan dan sungai. Sampah-sampah, terutama plastik dan kemasan yang dibuang dengan sengaja–justru sering kali tepat di bawah papan tanda larangan membuang sampah–membentuk ceceran atau gunungan sampah.

 

Sampah berceceran merusak pemandangan serta merusak kesehatan dan lingkungan. (Dok: Pribadi)


 

Kondisi tersebut jelas sangat merusak pemandangan dan menimbulkan bau busuk yang mengganggu pernapasan. Beberapa kali tempat itu ditertibkan oleh aparat setempat, tetapi warga tetap kembali membuang sampah di pinggir jalan, tak jauh dari tempat tersebut. Entah apa yang ada dalam benak para pembuang sampah itu sehingga tega melakukan perusakan terhadap lingkungan.

 

Literasi Adalah Kunci Perubahan

                   

Bumi (13 tahun) yang kini juga mulai masuk pesantren kerap mengajak saya berdiskusi dengan melontarkan berbagai pertanyaan, di antaranya, “Kenapa sih orang-orang itu suka membuang sampah sembarangan? Padahal kan kita bisa lakukan 5 R, refuse, reduce, reuse, recycle, terus satu lagi ... rot.”

 

Pengelolaan sampah dengan bijak dapat menyelamatkan Bumi. (Dok: kompas.com)

 

Tentu Bumi tidak seketika itu mampu melontarkan pertanyaan retoris sekaligus jawabannya. Kemampuan itu ia kuasai karena sejak lama memiliki hobi membaca dan menyerap pengetahuan yang didapat dari buku-buku yang dibacanya. Sebagai seorang ibu dan pegiat literasi, saya telah mulai menularkan virus kecintaan pada membaca dan literasi sejak anak-anak kami masih bayi.

 

 

Mengenalkan mereka pada berbagai kegiatan literasi saya lakukan, baik dari rumah atau ketika saya pergi ke toko buku, perpustakaan, museum, blogger event, atau ketika mengikuti kegiatan komunitas, seperti FLP Jatim. Sisi positif yang kami dapatkan di antaranya mereka makin tumbuh dengan memiliki kebiasaan suka membaca dan mulai sadar literasi.

 

 Rumi dan Bumi sudah gemar membaca sejak masih kecil. (Dok: Pribadi)


Bagi saya, kesadaran terhadap literasi merupakan langkah untuk membuka wawasan dan mengubah hal-hal menjadi lebih baik. Bisa jadi, kesadaran mereka terhadap kebersihan diri pribadi (higiene) dan kebersihan lingkungan (sanitasi) juga merupakan hasil perjalanan panjang dalam mencintai literasi dan kesukaan membaca yang semakin luas.

 

Gaya Hidup 3 M; Membahagiakan Hati, Menyehatkan Tubuh, dan Menjaga Bumi

 

Mengapa saya berani menyatakan bahwa kesadaran literasi mampu mengubah sesuatu menjadi lebih baik? Jawabannya sering saya ungkapkan ketika mengisi acara-acara literasi, yaitu bahwa seseorang yang memiliki kesadaran literasi tidak hanya mampu membaca, tetapi juga sanggup melakukan hal-hal yang merupakan pemahaman dari hasil membaca tersebut.

 

Contohnya, ketika seseorang  mampu membaca “Kebersihan adalah pangkal kesehatan,” maka kesadaran berliterasi akan menuntunnya untuk mulai mengerti pentingnya kesehatan dan mulai berperilaku menjaga kebersihan sehingga ia berpeluang mendapatkan kondisi yang senantiasa sehat.

 

Siapa pun, termasuk setiap muslim, punya tanggung jawab menjaga lingkungan demi generasi masa depan. (Dok: MUI Pusat)


Itulah sebabnya, ketika ada seseorang yang bisa membaca “Buanglah sampah pada tempatnya!”, tetapi tetap membuang sampah sembarangan, maka itu berarti kemampuannya membaca belum membuatnya punya kesadaran berliterasi sehingga tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik, baru sebatas slogan tanpa aksi nyata. Kondisi inilah yang mungkin masih menyelimuti sebagian masyarakat kita.

 

Sebagai keluarga muslim, kami bahkan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam menjaga kebersihan, baik diri pribadi, keluarga, dan lingkungan. “Kebersihan itu sebagian dari iman” merupakan sebuah value yang seharusnya dipegang oleh setiap individu muslim.

 

Berawal dari kebersihan inilah seluruh sendi keimanan akan terjalin utuh. Seluruh rangkaian ritual kami sebagai muslim tidak akan lepas dari kebersihan, baik jasmani maupun rohani, dan sudah seharusnya bersih menjadi sebuah gaya hidup (life style) dalam diri setiap pribadi.

 

1.    Keluarga Ceria dengan Higiene dan Sanitasi yang Terpelihara

 

Ketika melakukan aktivitas rutin sehari-hari, kami menjadikan kebersihan sebagai hal yang tidak bisa dilepaskan sejak bangun tidur di pagi hari hingga tidur kembali di malam hari. Saya termasuk ibu rumah tangga yang “cerewet” jika sudah berkaitan dengan kedisiplinan dan kebersihan.

 

Kebersihan diri pribadi, seperti mencuci tangan sebelum makan dan minum, mandi minimal dua kali sehari, mencuci piring setelah digunakan, pakaian yang bersih dan rapi hingga makanan dan minuman bergizi atau bernutrisi, dan lain-lain secara tertib ditanamkan dan dilakukan secara konsisten demi menjaga kesehatan diri kami sekeluarga.

 

Demikian pula dengan sanitasi. Kami senantiasa mengonsumsi air bersih untuk keperluan rumah tangga, menjaga kebersihan rumah (lantai dan kamar mandi), menyiapkan tempat pembuangan sampah, baik organik maupun anorganik, menjaga sarana pembuangan limbah agar tidak merusak lingkungan, menanam tanaman atau pohon, dan lain-lain.

 

Mungkin hal terberat tinggal di pesantren bagi kedua buah hati kami adalah beradaptasi dengan kebiasaan mereka yang selalu memilih tidur di lantai ketimbang di ranjang (tempat tidur). Cuaca Lamongan tempat tinggal kami memang lumayan panas sehingga tidur atau lesehan lebih terasa nyaman di lantai yang bersih dan sejuk.

 

Untunglah saya punya andalan dalam menjaga kebersihan lantai rumah karena ada Yuri Indonesia yang memiliki beragam produk perawatan rumah tangga, termasuk Lysorin sebagai cairan disinfektan atau pembersih lantai, yang berkualitas ekspor (Singapura dan Malaysia), harga terjangkau, dan kemasannya ramah lingkungan.

 

Lysorin dari Yuri bikin lantai aman dan nyaman untuk lesehan atau rebahan. (Dok: Pribadi)


Pilihan saya pada Lysorin dari Yuri tentu bukan tanpa alasan. Lysorin memiliki kualitas mumpuni untuk menjadi disinfektan andalan kami di rumah. Kemampuannya membersihkan lantai dengan membunuh bakteri dan kuman berbahaya membuat keluarga kami merasa aman dan terlindungi. 


Keluarga kami, apalagi Bumi yang lebih suka lesehan atau tiduran di lantai, merasa nyaman jika ingin membaca buku, bermain gameboard, atau sekadar mengobrol bareng sekeluarga sambil makan camilan dan minum teh/kopi di lantai, bahkan tanpa alas tikar/karpet sekalipun.

 

Lysorin memiliki aroma pinus yang membuat ruangan terasa nyaman. “Bau bersih” (istilah yang dipakai Bumi) yang meruap setelah mengepel lantai membuat kami tak sabar untuk membuat agenda kumpul keluarga dan bercengkerama bersama. Suasana menjadi lebih ceria karena yakin lantai sudah bersih dan harum sehingga tak lagi khawatir masih ada kotoran atau kuman berbahaya yang tertinggal.

 

Upaya kami sekeluarga menjaga kebersihan, baik higiene maupun sanitasi, ternyata mulai berbuah manis. Kedua putra kami yang kini tengah melanjutkan pendidikan di pesantren telah memiliki bekal kemandirian dan kedisiplinan. Mereka juga memiliki kemampuan dalam menjalani aktivitas harian mereka di pondok dengan selalu menjaga kebersihan.

 

Aktivitas keseharian kami di rumah yang senantiasa menjaga kebersihan sedikitnya sudah membentuk karakter suka kebersihan. Oleh karena itu, ketika memasuki kehidupan pondok pesantren, kedua putra kami tidak lagi merasa kesulitan.

 

2.    Kesehatan Terjaga dengan Produk Perawatan yang Bijak

 

Berhubung cuaca di Jombang relatif lebih adem ketimbang Lamongan, Bumi bisa lebih toleran dengan kebiasaan baru setelah tinggal di pesantren. Meski demikian, kami senantiasa mengingatkannya bahwa hidup bersih harus tetap diprioritaskan di mana pun kita berada.

                                  

Kami bersyukur, Bumi juga memiliki kebiasaan yang telah tertanam sejak dari rumah (keluarga). Bahkan ketika memilih barang-barang untuk dibawa ke pondok, termasuk alat kebersihan pribadi, ia sudah memiliki standar dan kriteria pilihannya sendiri. Sebagai anak yang juga memiliki bakat seni, ia selalu memilih produk yang memenuhi standar estetika di samping fungsi dan manfaatnya.

 

Uniknya, hingga memasuki pendidikan SLTP, Bumi masih menyukai produk kebersihan pribadi yang diperuntukkan bayi atau anak-anak. Saya sempat menahan senyum saat melihatnya berkemas dan memasukkan produk perawatan tubuh untuk bayi/anak-anak itu ke dalam tas kopernya. Meski demikian, Bumi sudah memahami bahwa produk dan kemasan yang digunakannya harus memiliki standar kebersihan dan keamanan.

 

Salah satu hobi Bumi adalah menggambar dan menyukai kartun atau animasi. Mungkin hal itu yang membuatnya cenderung memilih bentuk dan warna kemasan yang atraktif –penuh gambar kartun– dan aroma segar (buah). Tak heran jika ia menyukai produk sabun, sampo, dan pasta gigi untuk anak-anak, seperti dee dee dari Yuri. 


Jangankan Bumi yang suka pakai dee dee, saya pun sesekali ikut nebeng karena suka dengan aroma dan komposisi bahannya yang lembut. Jadilah momen mandi, terutama menggunakan shower (pancuran) membuat mood lebih ceria dan semangat, layaknya anak-anak yang selalu antusias.

 

3.    Menjaga Diri dan Bumi Melalui Kreativitas dan Kolaborasi

 

Kebiasaan dan perilaku bersih itu dari keluarga dan lingkungan rumah kami sendiri. Kesadaran ini muncul karena ternyata banyak sekali kerugian yang bisa kita dapatkan hanya dengan ketidakpedulian kita terhadap lingkungan sekitar kita. Bahkan dalam hal kebersihan keluarga dan lingkungan, kita membutuhkan kreativitas dan kolaborasi.

 

Sampah plastik harus ditangani dengan tepat agar tidak merusak lingkungan. (Dok: Banteng Muda Indonesia)


Kemasan plastik sekali pakai yang selama ini menjadi perhatian luas karena menyebabkan tumpukan sampah atau limbah, sedikit demi sedikit kami upayakan untuk diminimalisasi penggunaannya di rumah, misalnya dengan membawa tas atau wadah sendiri dari rumah ketika berbelanja. 


Kami juga berusaha ikut berperan serta menerapkan 5 R dalam menangani sampah. Apabila setiap rumah tangga mampu menerapkan hal ini, sebenarnya penanganan sampah akan lebih terkelola dan terkendali.

 

Kreativitas dalam mengolah sampah plastik, terutama menjadikannya barang yang bisa dipakai dan dimanfaatkan kembali tentu akan mengurangi limbah, bahkan bisa menguntungkan dan menambah pemasukan (ekonomi). 


Kolaborasi antaranggota keluarga dan masyarakat lain juga akan semakin meminimalisasi kerusakan lingkungan akibat sampah, seperti melalui kerja sama dengan warga (PKK), komunitas (literasi, religi, seni, lingkungan, dan lain sebagainya), atau pemerintah daerah di wilayah masing-masing.

 

Pada titik inilah, pemahaman yang lahir dari literasi dan didukung oleh kreativitas dan kolaborasi antar-stakeholder di masyarakat mampu melahirkan kepedulian dan penanganan sampah yang holistik. Jadi, sungguh jangan remehkan peran keluarga dalam memberikan sumbangsih bagi penyelamatan Bumi dari sampah! 

 

Keluarga Bahagia Berkat Kesehatan Terjaga dan Bumi Terpelihara

 

Bersih memang akan membuat nyaman dan menjadikan kita jarang terkena penyakit. Kesehatan juga bukan sesuatu yang sulit dilakukan. Kita hanya butuh kepedulian dan kedisiplinan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup yang sehat juga menghindarkan diri kita dari biaya perawatan akibat penyakit. Salah satu caranya dengan memilih produk perawatan diri dan rumah tangga yang berkualitas dan ramah lingkungan.

 

Yuk, tangani sampah mulai dari diri sendiri dan keluarga agar Bumi tetap terjaga. (Dok: Republika.co.id)


Bayangkan jika dalam skala nasional anggaran kesehatan tahun 2025 yang mencapai Rp105,6 triliun bisa dihemat dan digunakan untuk program yang lebih prioritas bagi masyarakat, seperti makan yang bergizi (peningkatan nutrisi masyarakat dan mencegah stunting), swasembada pangan dan perbaikan sektor kesehatan (kompas.id), dan lain-lain, termasuk pendidikan.


Bukan mustahil, dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga yang bersih dan sehat akan melahirkan kualitas masyarakat yang kuat dan mampu bersaing dengan penuh tanggung jawab pada kelestarian lingkungannya di kancah masyarakat global. 

 

Yuk, kelola sampah kita agar lingkungan tetap bersih karena ingatlah: Kebersihan adalah investasi terbaik untuk kesehatanmu! (Pravin Agarwal)