Cuaca Lamongan yang mendung dan sebagian sudah gerimis di hari Selasa, 26 November 2024 ternyata tak menyurutkan langkahku untuk segera menuju Surabaya. Anakku si Sulung yang tengah tergeletak di Rumah Sakit karena menderita DBD, terpaksa aku titipkan pada keluarga dekat. Sebenarnya aku gak tega, tapi kukuatkan hatiku untuk melakukan perjalanan.
Semua itu aku lakukan sebagai upaya untuk ikut menyukseskan hajatan pilgub dan pilkada di Jawa Timur. Ya, aku termasuk salah satu blogger yang meliput progres yang dicapai oleh KPU Jatim dalam mempersiapkan dan mendukung hajatan lima tahunan ini.
Anggota KPU Jatim, Bapak Nur Salam memberikan penjelasan terkait kesiapan KPU Jatim dalam Pilkada Serentak 2024 (Sumber: IG KPU_Jatim) |
Setelah tiba di Surabaya, aku
langsung menuju ruangan Data Center yang berlokasi di lantai 23 Hotel DoubleTree,
Jalan Tunjungan Nomor 12, Genteng, Surabaya. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur (KPU Jatim)
menggelar Konferensi Pers Terkait Kesiapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
pada Pilkada Serentak Tahun 2024. Konferensi pers dilaksanakan di Hotel
DoubleTree, Jalan Tunjungan nomor 12, Genteng, Surabaya. Suasana antusias
dan exited dari seluruh peserta yang hadir memberikan nuansa semangat sehingga
wilayah Surabaya yang diguyur hujan lebat dan terlihat dari puncak gedung
tempat kami berada tidak membuat kami surut.
Suasana Konferensi Pers Tentang Kesiapan KPU Jatim dalam Pilkada Serentak 2024. (Sumber: Dok. Pribadi) |
Nah, pada kesempatan bertemu insan media inilah, anggota KPU Jatim, Eka Wisnu Wardhana menjelaskan bahwa malam sebelum coblosan, 100 persen TPS di seluruh wilayah Jawa Timur telah terbentuk. Selain itu, KPU Jatim menargetkan di malam yang sama juga distribusi logistik telah tuntas diterima oleh KPPS sehingga pada 27 November 2024 pagi sudah sangat siap untuk melaksanakan proses pemungutan dan penghitungan suara Pilkada serentak Tahun 2024. Yyeaeeayy, jadi deh kita nyoblos. Kebayang deh teman-teman KPPS di daerah sibuknya kayak apa mempersiapkan segala keperluan pesta demokrasi di seluruh wilayah Jawa Timur.
Data Center dan Sirekap Siap Mendampingi Warga Jatim
Sebelumnya, pada hari Senin, 25 November 2024, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur (KPU Jatim) meluncurkan Data Center Pilkada Serentak Tahun 2024. Ketua KPU Jatim, Aang Kunaifi menjelaskan bahwa Data Center yang diluncurkan pada hari ini adalah untuk memonitor aktivitas pelaksanaan Pilkada serentak di 38 kabupaten/kota di Jatim.
Aang juga menyampaikan bahwa pihaknya menyiapkan pusat data di Data Center ini bertujuan untuk mempermudah
akses informasi dan penanganan cepat jika terjadi permasalahan di TPS. Data
Center merupakan upaya dari pihak KPU dalam mempersiapkan pusat data untuk
mempermudah akses informasi dan penanganan cepat jika terjadi permasalahan di
TPS.
Suasana di Data Center KPU Jatim di Lt 23 Hotel Double Tree, Surabaya. (Sumber: IG KPU_Jatim) |
Wah,
aku makin kagum dengan persiapan yang sungguh-sunguh dilakukan oleh KPU Jatim ini. Data Center yang saat ini aku saksikan sendiri aktivitasnya telah siap sepenuhnya
pada H-1 menjelang pemungutan suara Pilkada Serentak 2024. Hardware
maupun software perangkat juga telah di-install dan lengkap untuk
digunakan.
Data
Center KPU Jatim telah dibuka mulai tanggal 25 November hingga 1 Desember 2024 dan memiliki pemandangan 360˚ sehingga tampak suasana Kota Surabaya dari atas karena berlokasi di rooftop lantai 23 Hotel
DoubleTree, Jalan Tunjungan, Kota Surabaya. Data Center ini berfungsi sebagai pusat pemantauan, pusat helpdesk, sumber
data serta informasi sekaligus ruang media komunikasi. Data Center ini.
Suasana di rooftop Hotel Double Tree, Surabaya, tempat bertugasnya para operator Data Center KPU Jatim. (Sumber: Dok. Pribadi) |
Aku terkesan dengan pernyataan Insan Qoriawan, selaku Komisioner Divisi Data dan Informasi KPU Jatim yang menyampaikan bahwa ide dasar pembentukan Data Center ini adalah sebagai upaya maksimal dari pihaknya untuk menyukseskan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024. Data Center dijadikan sebagai pusat pemantauan hasil perhitungan suara di seluruh TPS di Jawa Timur.
Gak main-main, pihak KPU Jatim sudah
menyiapkan 20 tenaga operator dan menyiapkan pusat bantuan atau helpdesk dalam
melayani kendala teknis selama proses pemungutan suara. Ada 12 petugas yang
siap membantu pada bagian helpdesk. Apabila
ada kekurangan surat suara, kelebihan surat suara, atau permasalahan lain,
misalnya, maka tim operator dari KPU Jatim di Data Center akan langsung
berkoordinasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Melalui Data Center ini semua kebutuhan terkait pemilihan kepala daerah, termasuk masalah ketidaktahuan pemilih dan proses perhitungan suara dapat ter-update secara akurat melalui aplikasi Sirekap. Pada hari ini pula, pihak Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur (KPU Jatim) sendiri juga telah menggelar Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Sirekap Pilkada Serentak Tahun 2024 kepada KPU kabupaten/kota, tim pasangan calon, partai politik, dan stakeholder lainnya. Sosialisasi dilaksanakan di Hotel DoubleTree, Jalan Tunjungan nomor 12, Genteng, Surabaya, Senin, 25 November 2024.
Tampilan aplikasi Sirekap untuk mendukung Pilkada Serentak 2024. (Sumber: IG KPU_Jatim) |
Anggota KPU Jatim, Eka Wisnu Wardhana dalam sambutannya
menjelaskan, alat bantu Sirekap merupakan perwujudan tahapan guna memperoleh
hasil penghitungan yang jujur, terbuka, efektif, dan akuntabel pada Pilkada
Serentak. Wisnu memastikan, Sirekap yang digunakan pada Pilkada serentak 2024
telah dilakukan penyempurnaan, baik dari sisi teknologi, kemampuan, kapasitas,
maupun akses kemudahan bagi pengguna.
Tuh, benar kan, pada Pilgub dan Pilkada jatim kali ini pihak KPU memang semakin berkomitmen dan berkreativitas sehingga pengalamanku mengikuti kegiatan yang diadakan oleh KPU Jatim juga semakin antusias karena banyak sekali keunikannya. Semoga pemilu meriah dan lancar sehingga teman pemilih yang turut mencoblos pada Pilgub Jatim Seneng Bareng bisa terwujud.
Saat ini Indonesia telah resmi memiliki layanan kereta cepat yang bernama Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Kereta ini konon diklaim sebagai kereta tercepat se-Asia Tenggara dengan kecepatan 350 kilometer (km) per jam. Kebayang dong cepatnya, whoosh … laksana angin.
Kereta cepat Whoosh, solusi perjalanan menyenangkan (Sumber: detik.com) |
Asyiknya nih, perjalanan Jakarta-Bandung jadi hanya memakan waktu sekitar 45 menit saja. Makanya tepatlah kereta ini diberi nama Whoosh sebagai gambaran dari cepatnya operasional dan (ternyata) juga menjadi singkatan dari Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat. Unik dan keren ya?!
Kita juga pasti sudah tahu bahwa setelah melalui proses dan lika-liku pembangunan yang memakan waktu kurang lebih tujuh tahun, KCJB yang dioperasikan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini akhirnya diresmikan pada 2 Oktober 2023 di Stasiun Halim, Jakarta Timur oleh presiden kala itu, Joko Widodo.
Kereta dan Dua Dekade Perjalanan Penuh Drama
“Jika boleh memilih, aku mau naik kereta aja, Bunda. Aku males naik mobil karena macet dan lama. Aku sering mual kalau naik bus karena sering ngerem ndat-ndut gitu. Naik kereta lebih mbois, enjoy, dan cepat. Semua kendaraan malah disuruh berhenti kalau kereta mau lewat. Mantap kan?” ujar Bumi, anak bungsuku yang berusia 12 tahun pada suatu hari.
Hal yang senada juga dinyatakan oleh Rumi, kakaknya. Kedua anakku memang fans kereta garis keras. Tak peduli apa pun jenis dan bentuknya, lokal maupun antarkota, apa pun kategori kelasnya, kereta adalah moda transportasi yang pertama akan mereka pilih jika ingin traveling ke suatu tempat.
Sedemikian tergila-gilanya Bumi dengan kereta, ia bahkan hapal hampir segala jenis dan tipe kereta. Ia juga memiliki akun Instagram yang isinya gambar kendaraan-kendaraan besar, termasuk kereta hasil coretan tangannya. Ia tak mau melewatkan kesempatan acap kali ada pameran yang berkaitan dengan kereta.
Gambar kereta di Instagram Bumi (Sumber: @pensilbumi) |
Saya sendiri pun termasuk pengguna yang cukup loyal dan punya banyak memori dengan kereta. Hal ini karena saya pernah melaju ketika masih tinggal di Depok dan bekerja di Bogor. Kereta saat itu memang belum seaman dan senyaman sekarang. Tetapi saya tak punya pilihan lain karena harus mengejar waktu ke kantor dan memiliki kesempatan bisa tidur di perjalanan, itu pun jika kebagian kursi.
Perjalanan dua jam berangkat yang dimulai setelah Shalat Subuh dan berulang kembali dua jam saat menjelang azan magrib membuat saya betul-betul merindukan istirahat atau tidur. Di keretalah saya bisa tetirah sejenak dan di sana pula saya mulai berempati pada penumpang lain sesama komuter yang ketiduran di kereta. Saking lelapnya tidur, mereka tak lagi peduli perubahan bentuk wajahnya yang sudah full make-up sejak berangkat dari rumah.
Hubungan saya dengan kereta saat itu memang masih sebatas benci dan rindu, belum benar-benar cinta tanpa syarat, eeaahhh. Saya sangat membutuhkannya, tetapi saya juga sering mendapat pengalaman luar biasa menakutkan ketika menumpanginya. Bagaimana tidak, saya pernah mengalami beberapa kali kecopetan, mendapat pelecehan seksual, bahkan hampir menyabung nyawa ketika berhadapan dengan pelajar yang tawuran di dalam kereta.
Tentu saja peristiwa-peristiwa ini terjadi sebelum PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) melakukan revolusi besar-besaran di masa kepemimpinan Bapak Ignasius Jonas. Kereta yang kumuh dan umpel-umpelan kayak di film-film India, perlahan tapi pasti berubah menjadi semakin bersih, tertib, dan terasa nyaman. Saya salut sama kinerja Pak Jonas dan timnya yang bikin wajah perkeretaan di Indonesia bikin makin semringah.
Tapi ternyata kereta biasa itu masih belumlah cukup, Temans. Banyak yang merindukan moda kereta yang bisa lebih sat set, terutama setelah semakin banyak orang yang ingin mudik atau memiliki hobi wisata dan traveling, apalagi yang pernah menyaksikan Shinkansen di Jepang. Yups, Negeri Sakura itu memang merupakan pelopor pertama kereta cepat di dunia. Kita pun jadi ketularan ingin memiliki kereta yang bisa secepat angin seperti Shinkansen itu.
Jepang dan Perjalanan Historis Kereta Cepat Shinkansen
Jepang bisa dibilang suhu alias pakar kereta cepat di dunia. Bagaimana tidak? Proyek kereta cepat di Jepang sudah mulai digagas pada dekade 1930-an di mana Jepang pada masa itu sedang berada dalam periode Restorasi Meiji. Periode tersebut menjadikan negeri matahari terbit itu berusaha memajukan industri dan infrastruktur dalam negeri, termasuk pembangunan jalur rel kereta api.
Akan tetapi, akses Tokyo ke wilayah garis depan terputus pada 1930 akhir sehingga Jepang memutuskan untuk membangun jarak antarrel dengan ukuran standar untuk mempersingkat waktu tempuh antara Tokyo dan Osaka. Jalur itu diberi nama “Shinkansen” yang juga merujuk pada nama kereta cepatnya.
Sempat mangkrak saat memasuki arena Perang Dunia II dan mengalami kekalahan cukup telak, maka pada dekade 1950-an Jepang berupaya untuk membangun kembali negaranya. Salah satu proyek yang menjadi fokus utamanya adalah melanjutkan pembangunan jalur kereta Shinkansen dari Tokyo menuju Osaka sebagai upaya percepatan ekonominya. Akhirnya pada 1 Oktober 1964, dilansir dari Japan Rail Pass, Jepang meluncurkan kereta cepat Shinkansen pertamanya yang diberi nama Hikari serta menandai dimulainya Shinkansen.
Tokyo-Osaka Nozomi Shinkansen (Sumber: railpass-japan.com) |
Setelah sukses dengan Shinkansen pertamanya, pada 1975 Jepang meluncurkan Shinkansen keduanya yang diberi nama Sanyo Shinkansen. Sepuluh tahun berselang, Jepang meluncurkan Shinkansen bernama Green Class yang lebih cenderung menawarkan pengalaman bagi penumpangnya karena menawarkan kelas utama atau first class.
Tak butuh waktu lama, pada 1992 Jepang kembali memperkenalkan Nozomi Trains. Nozomi merupakan Shinkansen series 300. Nozomi berjalan di lajur Tokaido dan lajur Shanyo Shinkansen. Nozomi saat ini adalah kereta tercepat di Jepang. Pada 1997, lahirlah Akita Nagano Shinkansen yang merupakan kereta cepat mini yang dibangun untuk memaksimalkan jalur sempit antarrel (narrow-gauge) di Jepang yang biasanya dipakai oleh kereta non-Shinkansen.
Selanjutnya ada Hokkaido Shinkansen yang diluncurkan pada 2016 di mana kereta cepat ini unik karena menghubungkan terowongan bawah laut yang diberi nama Terowongan Seikan. Terowongan tersebut menghubungkan Hokkaido dengan Pulau Honshu. Pokok’e untuk urusan perkeretaan, Jepang memang terkenal ahli di bidangnya.
Whoosh yang Memacu Adrenalin dan Dopamin Sekaligus
Nah, bagaimana dengan perjalanan kereta cepat yang ada di Indonesia hingga kini menjadi yang pertama di Asia Tenggara? Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung ini sebenarnya sudah digagas sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2011. Studi kelayakan kereta ini sempat dikerjakan pemerintah Indonesia dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), dengan pertimbangan dua rute. Ekspektasi pendanaan di rute Jakarta-Surabaya sempat mencapai Rp 100 triliun, sementara perkiraan nilai awal proyek di rute Jakarta-Bandung sepanjang 150 km sebesar Rp 67 triliun.
Namun, Cina masuk sebagai tandingan Jepang yang akhirnya dipilih oleh pemerintah untuk mengerjakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Konstruksi proyek tersebut berjalan dengan 60 persen saham dimiliki konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN, dan sisanya dipegang pemerintah Cina, melalui China Railway International Co. Ltd.
Kerja sama antara Indonesia dan China kemudian dipertegas dengan pendirian PT KCIC selaku konsorsium Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada 16 Oktober 2015. Ketetapan itu berdasarkan akta No. 86 yang memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) dalam Surat No. AHU-2461647 AH.01.01.11 Tahun 2015 tertanggal 20 Oktober 2015.
Pada 2016, setahun setelah KCIC dibentuk, proyek KCJB ditetapkan sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.
Kemenhub juga menerbitkan izin pembangunan KCJB sepanjang 142,3 kilometer. Ketika itu, Presiden Joko Widodo melaksanakan peletakan batu pertama atau ground breaking di Kebun Teh Mandalasari, Maswati, Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Kenyamanan kereta cepat Whoosh jadi moda idaman (Dok. antara.com) |
Pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung semakin dikebut pada 2018. Hal itu ditandai dengan penandatangan kontrak kerja sama dengan Cars Dardela Joint Operation (CDJO) selaku pengawas konstruksi. Selain itu, terdapat perjanjian pemanfaatan lahan Stasiun Halim dan trase KCJB. Sempat molor lantaran pandemi Covid-19, pada 2021, pemerintah Indonesia menggenjot pengerjaan proyek tersebut hingga pada 20 April 2022 dilaksanakan pemasangan rel pertama di kawasan Tegalluar, kemudian breakthrough Tunnel 2 yang menandai tembusnya seluruh tunnel proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (13 tunnel) di 17 Juni 2022.
Nah, pada 2023, PKCIC telah memulai uji coba gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Dalam proses uji coba itu, penumpang tidak perlu membayar dan setiap harinya terdapat 4 jadwal keberangkatan, khusus untuk masyarakat yang tinggal di pinggiran jalur. Saat ini, kereta cepat Whoosh sudah dapat dinikmati oleh masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dengan rute Jakarta – Bandung. Tentu saja hal ini menimbulkan euforia yang luar biasa di kalangan masyarakat. Mereka penasaran untuk menjajal Whoosh si ular besi yang super cepat.
Kabarnya, kereta cepat juga akan dapat dinikmati oleh masyarakat yang akan melakukan perjalanan rute Jakarta – Surabaya. Eittss, tapi … sabar dulu ya. Untuk saat ini kita cobain Whoosh yang rute Halim – Tegalluar aja dulu deh.
Whoosh bikin perjalanan maknyus. (Sumber: tempo.co) |
Dari Benci dan Rindu Bisa Menjadi Klangenan Buat Aku dan Kamu
Saat masih proses uji coba kereta cepat Whoosh, banyak yang bertanya-tanya tentang cara pemesanan tiket dan apa aja yang bisa dinikmati ketika traveling. Terus terang saat itu saya cuma bisa sekadar penasaran dan belum bisa ikut menikmati keriuhan itu karena saya saat ini tinggal di Jawa Timur. Antrean pemesanan tiket dan antusiasme calon penumpang bikin saya mundur. Lha kok gitu?
Lha iya dong, saya belum punya alasan dan kemudahan untuk melakukan perjalanan dengan kereta cepat Whoosh itu. Sebagaimana saya dulu yang benci, tapi rindu dengan kereta api, sekarang saya pun masih diliputi kerinduan menjelajah kota-kota, terutama yang dilewati jalur kereta cepat Whoosh.
Akan tetapi, belakangan ada yang bikin gelora untuk mencoba si ular besi yang super cepat itu makin meronta-ronta. Apalagi kalau bukan BRI yang mlemeri saya untuk menggunakan kemudahan BRImo saat memesan tiket Whoosh, si kereta cepat itu.
Rasanya tak mungkin kali ini saya bisa bertahan dari godaan yang bertubi-tubi ini. Apalagi BRI tengah kembali menghadirkan BRImo FSTVL 2024 untuk seluruh nasabah Tabungan BRI pengguna Super Apps BRImo dimulai dari 1 Oktober 2024-31 Maret 2025. Jelas ini sangat berat untuk dilewatkan karena promo ini sangat menggiurkan dengan #BerlimpahHadiah dan segala keuntungannya.
#BRImoFSTVL merupakan sebuah program loyalti yang dipersembahkan kepada seluruh nasabah Tabungan BRI. Program Undian Berhadiah adalah Program loyalti yang diberikan kepada seluruh pengguna Tabungan BRI dalam bentuk undian berhadiah yang bersumber dari setiap rata-rata saldo dan nominal BRI Poin yang dimiliki nasabah selama periode program.
Program Direct Gift (Redeem BRIPoin) adalah Program loyalti yang diberikan kepada seluruh nasabah Tabungan BRI (BritAma dan Simpedes), pengguna e-banking (BRImo, Qlola Internet Banking, dan ATM), Kartu Debit dan Kartu Kredit BRI akan mendapatkan reward dalam bentuk BRIPoin atas setiap transaksi yang dilakukan.
Pakai BRImo serbauntung, serbamudah (Sumber: Pribadi) |
Memangnya saya sudah punya rekening dan memakai aplikasi #BRImo di smartphone? Haddeeuuhh, ya itu mah sudah jelas punya dooong. Gini hari gak punya rekening di BRI yang banknya ada di hampir seluruh pelosok Nusantara? Jangan ya, Dek yaaa! Kalau gak punya, bagaimana kita bisa ikutan BRImo FSTVL? Heuheuheu.
BRI bikin saya makin semangat karena apresiasi serta pengalaman akan diberikan kepada seluruh nasabah yang terus meningkatkan saldo serta memperbanyak transaksi menggunakan #BRImo, Kartu Debit, dan Kartu Kredit BRI. Saya yakin siapa pun tidak akan sanggup menahan keseruannya.
Ya, memang semenggiurkan itu karena kita bisa meraih 100.000 hadiah langsung di BRImo FSTVL dan juga kesempatan memenangkan hadiah undian BMW 520i M Sport, Hyundai Creta Alpha, dan kendaraan bermotor Vespa Primavera! Wooow, keren banget kaaan? Sssttt, jangan lewatkan juga hadiah mingguan yang ada di Friday Deals! Dijamin bakalan bikin happy juga.
Nah, ini dia yang terpenting, Temans. Perbanyak nabung di BRI agar kesehatan finasialmu makin terjaga dan tingkatkan terus transaksimu di BRImo FSTVL melalui #BRImoMudahSerbaBisa agar bisa ikutan BRImo FSTVL 2024. Salah satunya pakai BRImo saat kamu mau memesan tiket kereta cepat Whoosh. Jika kamu pikir itu bakalan susah, mungkin kamu harus cobain sendiri pakai aplikasi BRImo ini deh. Caranya? Yuk ikutin langkah-langkah yang sudah aku praktikkan berikut ini.
7 Cara Mudah Pesan Tiket Kereta Whoosh Pakai Aplikasi BRImo
Dikutip dari www.portal.dephub.go.id, Menhub pernah mengungkapkan bahwa banyak masyarakat yang menjadikan Whoosh sebagai tujuan wisata. Mereka banyak yang ingin merasakan naik Whoosh. Begitu tiba di Jakarta, mereka langsung menjajal LRT yang terkoneksi dengan Whoosh, lalu menikmati wisata kuliner, kemudian balik kembali pada hari yang sama. Bahkan ada pula warga dari Malaysia juga turut antusias menjajal Whoosh dengan mendarat di Kertajati, lalu menginap semalam di Bandung, naik Whoosh ke Jakarta, kemudian kembali lagi ke Malaysia.
Tuh kan, warga negeri jiran saja bisa seantusias itu. Kita juga tentu gak mau ketinggalan dong. Eh, tapi gak usah khawatir bakal ribet atau lama, langsung ambil handphone kamu dan segera pesan tiket kereta Whoosh lewat BRImo. Begini langkah-langkahnya:
Langkah ke-1:
Tunda dulu pesanan makananmu lewat babang kurir, hehehe. Biar gak lupa, segera download BRImo sekarang juga jika kamu belum punya! Kamu bisa dapatkan Super Apps BRImo di Google Play Store atau di App Store.
Langkah ke-2:
Nah, setelah punya aplikasi BRImo, jangan kamu pandangin aja meski tampilannya memang secantik itu. Segera log in dan lihat fitur-fitur yang terpampang nyata di dalamnya.
Langkah ke-3:
Klik fitur lifestyle yang bergambar tas seperti berikut ini. Jangan klik yang lain, kecuali jika kamu kehabisan kuota dan pengen isi ulang dulu, hehehehe.
Langkah ke-4:
Klik fitur Whoosh secepatnya agar tidak segera kehabisan tiketnya. Jika ingin berselancar untuk transaksi yang lainnya, nanti kamu tinggal balik lagi dengan mudah.
Langkah ke-5:
Cari dan pesan tiket yang kita inginkan, dan lanjut dengan isi data pribadi serta kelengkapannya.
Langkah ke-6:
Pilih tempat duduk sesuai keinginan, tapi jika masih tersedia ya, Gaes. Makanya jangan kelamaan mikirnya. Buruan pesan sekarang juga supaya bisa bebas memilih.
Langkah ke-7:
Cari fitur pembayaran dan itu bisa langsung dipotong dari saldo tabungan BRI kita. Jadi gak perlu ke mana-mana, Gaes. Sesimpel itu .... Klik Bayar, konfirmasi transaksi, dan selesai deh. Lanjut makan seblak pesananmu udah boleh kok. Iya, beneran semudah itu.
Selanjutnya kita bisa segera siapin tas atau koper untuk menikmati traveling naik Whoosh. Kamu pasti gak sabar untuk segera menikmati pengalaman luar biasa yang sudah menanti di sana. Dengan meningkatkan transaksi melalui BRImo, kesempatan mendapat beragam hadiah dari BRImo FSTVL juga makin terbuka.
Whoosh ... BRImo FSTVL, aku dataaang!!! Kamu mau ikut juga kaaan???
Catatan:
Ndat ndut: maju lalu berhenti mendadak
Mbois: keren
Klangenan: hobi
Banyak orang mengenal Cianjur sebagai salah satu daerah sentra produksi beras di Indonesia. Hal ini tak luput dari iklim di daerah Cianjur yang cocok untuk pertanian padi. Daerah ini memiliki tanah yang subur dan sumber air yang melimpah sehingga mendukung pertumbuhan padi dengan kualitas tinggi.
Setya Gustina Riwayat. (Sumber foto: Instagram @rumahpetani.indonesia) |
Namun ternyata di kemudian hari, seorang pemuda Cianjur bernama Setya Gustina Riwayat menemukan hal unik tentang daerah asalnya tersebut. Nyatanya, pasar terbesar komoditas jagung dari daerah manapun adalah justru daerah Cianjur.
“Dari
Jawa, dari manapun, kirim jagungnya ya ke Cianjur,” cetus Setya.
Jadilah
ia mencoba masuk di sektor pertanian jagung. Awalnya, ia hanya mencoba satu
setengah hingga tiga hektar. Namun di kemudian hari, permintaan pasar semakin besar.
Setya
akhirnya menjadi pelopor pengembangan tanaman jagung hibrida di Cianjur, Jawa
Barat. Ia pun telah membuktikan bahwa pertanian tidak sekadar membudidayakan
tanaman, tetapi juga tentang inovasi dan keberanian mengambil risiko.
Latar
belakang Setya di bangku kuliah bidang Ilmu Perdagangan Internasional pun tidak
menghalangi dirinya untuk beralih ke sektor pertanian. Ia melihat bahwa keluarganya sebagian besar merupakan petani sehingga merasa terdorong untuk
memberikan kontribusi nyata di bidang yang sama.
Meskipun demikian, awalnya Setya mengaku bahwa langkah tersebut seperti sebuah "program bunuh
diri." Di Cianjur, daerah yang dominan dengan komoditas beras, menanam
jagung merupakan sebuah tantangan besar.
Namun,
Setya melihat adanya peluang besar kebutuhan jagung di daerah Cianjur. Ia pun mulai
mengajak para petani lain, baik petani muda maupun yang telah berpengalaman
untuk ikut serta dalam program kemitraan pertanian jagung. Dengan visi yang
jelas, ia membentuk Rumah Petani Indonesia sebagai wadah bagi para petani
jagung untuk saling berbagi informasi, memecahkan berbagai masalah, dan mencari
solusi atas kendala yang dihadapi, seperti kelangkaan pupuk dan benih.
Perkembangan Rumah Petani Indonesia
Rumah
Petani Indonesia didirikan oleh Setya dengan tujuan untuk mempersatukan para
petani dalam satu komunitas. Melalui Rumah Petani Indonesia ini, Setya berharap
dapat mengatasi berbagai kendala yang umum dihadapi petani, seperti harga pupuk
dan benih yang tinggi, serta ketersediaan bahan-bahan tersebut yang sering kali
langka.
Setya dan para petani jagung. (Sumber foto: Instagram @rumahpetani.indonesia) |
Dengan
membentuk kelompok tani ini, Setya menghimpun para petani jagung yang tertarik
untuk mengembangkan tanaman jagung mereka. Hingga tahun 2023 lalu, Setya dan timnya
mengelola lahan sekitar 70 hektar di bawah bimbingan mereka, sedangkan jika
digabungkan dengan perusahaan-perusahaan mitra, lahan tersebut bisa mencapai
hampir 135 hektar.
Banyak perusahaan yang
bermitra dengan Rumah Petani Indoensia untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas jagung sehingga standar operasional yang dimiliki Setya menjadi acuan
dalam proses penanaman dan perawatan tanaman jagung.
“Kita kan ada standar
penanamannya, kemudian ada standar untuk bagaimana sih jika ingin hasilnya
bagus dan sebagainya. Itu kita punya SOP. Makanya banyak perusahaan yang
bermitra dengan kita untuk pengembangan di tanaman jagung,” jelas Setya.
Potensi Jagung Hibrida yang Tidak Terbuang
Salah
satu alasan mengapa Setya memilih jagung sebagai komoditas utama adalah karena
hampir seluruh bagian dari tanaman jagung memiliki nilai ekonomis. Biji
jagungnya dapat dijadikan pakan ternak hingga bahan untuk industri makanan.
Batangnya juga digunakan sebagai pakan ternak, terutama untuk ternak pedaging
dan sapi perah. Bahkan, bonggol jagung yang sering kali dianggap limbah,
ternyata dapat dijadikan briket atau pakan ternak jika diolah dengan baik.
Menurut Setya, jagung
memiliki potensi ekonomi yang besar dan mampu mengatasi banyak asumsi lama
tentang pertanian yang dianggap kotor atau tidak menjanjikan. Dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi, Setya berharap pertanian di Indonesia dapat
terus berkembang.
“Sebetulnya asumsi-asumsi
bahwa petani itu kotor, sebetulnya asumsi dulu gitu ya. Bahwa orang pikir jadi
petani itu kotor, ke kebun, kena lumpur di sawah, atau mungkin ketemu ular. Kalau sekarang bagaimana dengan teknologi informasi yang makin maju dan pesat. Kita juga jadi banyak belajar, juga melihat bagaimana perekonomian petani jagung
di Amerika seperti apa, di Eropa seperti apa. Mereka sudah memasuki teknologi
industri pertanian. Kalau kita kan kebanyakan masih konvensional gitu. Masih
pakai cangkul, masih pakai mesin-mesin biasa. Untuk mempertahankannya adalah
bagaimana kita memadukan itu antara konvensional dengan kemajuan teknologi
industri. Jadi lebih efisiensi juga tanpa meninggalkan petani-petani yang
memang sudah berjalan lama,” papar Satya.
Tantangan dan Solusi di Dunia Pertanian Jagung
Setya
menyadari bahwa menjadi petani di Indonesia bukanlah perkara mudah. Di tengah
tantangan kelangkaan pupuk dan benih, Setya bersama Rumah Petani Indonesia berupaya
mencari alternatif solusi. Salah satunya melalui kemitraan dengan perusahaan
penghasil pupuk organik.
Meski
demikian, menurutnya, pertanian jagung bisa lebih menguntungkan daripada
komoditas lain, seperti padi. Ia mencontohkan bahwa modal awal penanaman jagung
hanya sekitar 14 hingga 15 juta rupiah dan untuk penanaman berikutnya bisa
lebih murah.
Setya bersama seorang petani jagung. (Sumber foto: Instagram @rumahpetani.indonesia) |
Dengan
perhitungan yang ada, menurutnya menanam jagung masih lebih untung meski sudah termasuk
menghitung biaya tenaga kerja. Sementara dalam menanam padi, banyak petani mengatakan
untung padahal tidak menghitung biaya tenaga kerja petani itu sendiri.
Oeh karena
itu, Setya menekankan pentingnya mengajak para petani untuk memahami
perhitungan keuntungan secara menyeluruh, termasuk menghitung biaya tenaga
kerja agar mereka memiliki pandangan yang lebih realistis tentang keuntungan
yang didapatkan.
Penghargaan dan Makna Pertanian Bagi Lingkungan
Pada
tahun 2023 lalu, Setya Gustina menerima penghargaan SATU Indonesia Awards untuk
kategori lingkungan tingkat provinsi Jawa Barat. Penghargaan ini menjadi bukti
nyata dari kontribusi Setya dan Rumah Petani Indonesia dalam menciptakan
pertanian yang berkelanjutan.
Menurut Setya, banyak
masyarakat yang belum menyadari bahwa pertanian berperan penting dalam menjaga
keseimbangan lingkungan. Jika minat terhadap pertanian semakin menurun, akan
banyak lahan yang beralih fungsi menjadi area industri atau perumahan yang
justru akan memperparah masalah lingkungan, seperti pencemaran dan urbanisasi.
Setya berharap dengan semakin banyaknya anak muda yang tertarik ke bidang
pertanian, desa-desa tidak lagi ditinggalkan sehingga keseimbangan ekonomi dan
lingkungan dapat terjaga.
“Padahal dengan mereka
bertani itu keuntungannya luar biasa sebagai dampak dari pertanian yang
bersinggungan dengan lingkungan,” cetusnya.
Setya
Gustina adalah contoh nyata bahwa keberhasilan dalam pertanian membutuhkan
inovasi, kemitraan serta semangat pantang menyerah. Melalui Rumah Petani
Indonesia, ia bukan hanya menciptakan peluang ekonomi bagi petani jagung di
Cianjur, tetapi juga memberikan inspirasi kepada masyarakat luas bahwa sektor
pertanian dapat memberikan dampak positif yang luas, baik secara ekonomi maupun
lingkungan.
Setya
berharap generasi muda Indonesia akan lebih tertarik ke dunia pertanian sehingga mendapatkan keseimbangan antara ekonomi, lingkungan, dan sosial yang terus
terjaga di masa depan.
Erupsi Gunung Sinabung yang terjadi beberapa waktu lalu dalam waktu yang tidaklah singkat, sempat membuat hancur dunia pertanian di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Padahal kebanyakan masyarakat di daerah tersebut sangat mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama.
Nazri Syahputra. (Sumber foto: Instagram @nazri_hidrosinergiutama)
Peristiwa inilah yang menjadi salah satu awal Muhammad Nazri Syahputra terjun ke dunia pertanian. Ia mengenalkan hidroponik sebagai solusi bagi para petani yang kesulitan bercocok tanam seperti biasanya.
“Abu
vulkanik itu membuat pertanian Karo jadi porak poranda. Sehingga kita hadir di
sana untuk memberikan sebuah solusi. Jadi, tim trauma healing juga di sana. Dan
alhamdulillah, diterima oleh masyarakat Karo. Kita kenalkan pertanian ini dan
alhamdulillah mendapat respon yang luar biasa hingga saat ini,” ujar Nazri.
Seiring
waktu, ternyata Nazri menyadari satu hal, sektor pertanian ternyata memiliki
potensi bisnis yang luar biasa. Memahami hal tersebut, pria yang aslinya sarjana Pendidikan
Matematika ini pun kemudian bertekad dalam hati untuk terus menekuni sektor
pertanian.
Membawa Ilmu Hidroponik dari Bogor ke Medan
Kisah
perjalanan hidup Nazri bisa dibilang cukup unik. Jika menuruti ijazahnya,
seharusnya Nazri kini menjadi bapak guru matematika. Namun yang terjadi adalah selepas
kuliah tahun 2011 dari Universitas Sumatra Utara, ia justru terjun ke dunia
bisnis.
Sempat
di-training provider. Sempat buat travel juga. Jatuh bangun kandas di travel. Akhirnya
lari kecemplung di sektor pertanian,” kenang Nazri.
Usai
mencoba bisnis, kemudian jatuh bangun bangkrut, ia menjalankan hobi backpacker-nya
dari satu kota ke kota lain. Nazri mengaku sempat belajar ke mendiang Bob Sadino,
pengusaha legendaris yang turut mempopulerkan hidroponik.
Akhirnya,
Nazri menuju Kota Bogor untuk belajar ke sebuah tempat yang direkomendasikan Bob
Sadino. Selama kurun waktu setahun, mulai tahun 2013 hingga 2014, Nazri belajar
hidroponik. Setelah selesai, ilmunya itu lalu ia bawa ke Medan.
Salah satu cara hidroponik yang dilakukan oleh Nazri. (Sumber foto: Instagram @nazri_hidrosinergiutama) |
Awalnya ia coba-coba mempraktikkan ilmu hidroponik tersebut. Setelah berhasil, kemudian ia hubungi teman-temannnya untuk diajak membuat sebuah lembaga kecil yang berupa lembaga relawan.
“Pada saat itu kondisi Sumatra Utara, khususnya Tanah Karo dalam kondisi memprihatinkan di mana kondisi Gunung Sinabung sedang gelisah hatinya.”
Di
situlah awal Nazri serius menekuni pertanian hidroponik hingga
menjadikannya sebagai bisnis besar saat ini.
Terinspirasi Cerita Petani yang Menguliahkan Anaknya ke Luar Negeri
Ada
sebuah cerita menarik yang membuat Nazri tersadar bahwa pertanian bisa menjadi
sebuah bisnis yang memiliki masa depan bagus. Ceritanya, suatu ketika saat ia
melakukan pendampingan dengan teman-teman pengungsi Gunung Sinabung, saat itulah ia
sempat melakukan wawancara dari satu orang ke orang yang lain.
Tanpa
ia duga, Nazri mendapatkan cerita yang luar biasa dari para petani tersebut.
Saat menanyakan di mana keberadaan anak-anak para petani ini, ternyata beberapa
dari mereka menjawabnya di luar negeri.
“Mereka
jawabnya di luar. Saya penasaran di luar itu di mana,; di luar Pulau Sumatra-kah
atau di mana? Saya kepo gitu. Kami tanyain, ternyata kebanyakan anak
petani-petani kita yang ada di sana itu bukan di Indonesia, tetapi di luar negeri. Ada
yang di Australia University, Sidney University,” cerita Nazri.
Mendengar
jawaban tersebut, Nazri jadi langsung jatuh hati dengan dunia pertanian karena
ternyata, sektor pertanian nyatanya seperti memiliki kekayaan atau potensi
bisnis yang luar biasa.
“Dan
sejak itu saya azamkan hidup mati saya insyaAllah di sektor pertanian,” tekad
Nazri.
Sejak
melakukan pendampingan pengungsi Gunung Sinabung di tahun 2016, seiring waktu
Nazri pun kemudian mendirikan perusahaan sekaligus membuat Komunitas Hidroponik
Sumatra Utara yang lalu ia legalkan.
Sistem Hidroponik buah strawberry yang dikembangkan Nazri. (Sumber foto: Instagram @nazri_hidrosinergiutama) |
Kini
ada puluhan kabupaten dan kota di Sumatra Utara dengan lebih kurang sekitar dua
ratusan petani produktif yang ia bina. “Jadi, sayur-sayur yang mereka tanam itu
SOP-nya dari kita. Apa yang mereka tanam itu juga informasi dari kita. Jadi
tidak ada yang bentuknya over kapasitas. Jadi misalnya si A nanam sawi, si B
nanam selada, jadi semuanya itu sudah menurut permintaan pasar yang ada seperti
itu. Jadi nggak sembarang nanam aja. Kalau sembarang nanam yang repot kita juga”
jelas Nazri.
Jadi
gerak dari perusahaan Nazri adalah memasarkan sayur-sayuran dan buah-buahan. Pasarnya
ada di Sumatra Utara hingga ke luar Sumatra Utara.
Beberapa Alasan yang Membuat Nazri Memilih Serius di Sektor Pertanian
Selain
hasil keuntungan yang cukup besar, ternyata ada beberapa alasan yang membuat
Nazri memilih serius menekuni sektor bisnis pertanian, khususya hidroponik.
Menurutnya, ada satu hal yang benar-benar memikat hatinya, yaitu rasa nilai yang tidak
bisa didapatkan di bisnis lain.
“Menanam
satu benih, menanam satu kebaikan. Jadi ketika tanaman itu kita tanam, dan kita
rawat sampai besar, dan kita panen sayur berkualitas, buah-buahan berkualitas,
dikonsumsi banyak orang, orang juga sehat, dan kita juga mendapat kebaikan di
sana. Jadi hal nilai itu yang selalu kita jaga,” jelasnya.
Hal
itu juga yang ia sampaikan ke anak-anak muda bahwa pertanian memiliki potensi
bisnis yang tidak kalah menarik dibanding bisnis-bisnis yang lain. Menurut
Nazri, di mana hal ini juga sering ia sampaikan kepada banyak anak muda lain, pertanian merupakan salah satu bisnis yang selama manusia masih hidup, sektor
ini akan terus ada. Sederhananya, karena manusia butuh makan, jadi manusia butuh
sektor pertanian untuk bisa bertahan hidup.
Salah satu green house yang dikelola Nazri. (Sumber foto: Instagram @nazri_hidrosinergiutama) |
Apalagi
sejak Nazri berhasil mendapat apresiasi penghargaan SATU Indonesia Awards
tingkat Provinsi Sumatra Utara di tahun 2023 atas semangat dan karyanya ini, ia makin bertekad bahwa sektor
pertanian tidaklah bisa dipandang sebelah mata.
“Tugas
kita meresonansi, menyampaikan pemikiran-pemikiran, semangat di sektor
pertanian ini untuk anak-anak muda terus menjaga semangat pertanian. Karena
kalau tidak ada petani mau jadi apa negara kita. Karena negara kita dikenal
negara agraris di mana sektor pertanian adalah yang paling utama menopang
negara ini. Kalau tidak ada anak-anak muda, siapa lagi? Kalau bukan kita siapa
lagi?” papar Nazri.
Ia berharap besar, semoga banyak anak muda yang tidak meninggalkan sektor pertanian. Apalagi saat ini, sektor pertanian kebanyakan masih dipegang oleh mereka yang berusia di atas 40 hingga 50-tahunan. Kaum muda inilah yang akan meneruskan keberlanjutan pertanian di masa depan. Sehingga semangat kebersamaan untuk menjaga pertanian demi masa depan bangsa dan negara harus terus ditanamkan.