Kamu pilihBelanja Online
(daring) di e-commerce atau langsung ke toko? Ini adalah pertanyaan yang memiliki jawaban bersifat relatif karena
bergantung pada banyak faktor. Ketika akses terhadap jaringan internet atau Wifi Rumah tidak ada kendala, cuaca
kurang bersahabat, saldo e-wallet
mencukupi, sedang membutuhkan barang yang spesifik, tokonya sulit ditemukan di
sekitar tempat tinggal, atau sekadar kondisi badan sedang mager (malas gerak)
dan membutuhkan istirahat, maka belanja online
atau daring adalah pilihan yang layak diambil. Akan tetapi, ketika yang terjadi
adalah hal sebaliknya, maka berbelanja ala konvensional atau secara offline (luring) pun tak ada salahnya.
Masing-masing memang memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu
dipertimbangkan.
Belanja online lebih menguntungkan. (Gambar: pixabay)
Gen Millennialdan Gen Z; Generasi yang Lengket dengan
Internet
Berbicara mengenai penggunaan teknologi digital tidak terlepas dari
native users. Saat ini, generasi
Millennial dan Gen Z yang lahir di masa teknologi ini
mulai diperkenalkan menjadi generasi yang paling
mendominasi di Indonesia. Generasi ini juga merupakan generasi yang paling
banyak menggunakan internet dalam berbagai aktivitas. Data
dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017,
pengguna internet di Indonesia didominasi oleh generasi Millennial, yaitu
sebanyak 74,23 persen, sedangkan Generasi Z sebanyak 75,50 persen.
Kedua generasi yang paling banyak
menghabiskan waktunya untuk berinternet ini merupakan generasi
yang menyukai kepraktisan dan hal-hal instan dalam segala hal, termasuk dalam
berbelanja. Belanja Onlineatau daring
melalui e-commerce dianggap menjadi
salah satu solusi dan gaya hidup yang sangat memudahkan bagi generasi ini,
terutama ketika pandemi yang berlangsung sejak awal tahun 2020 melanda dunia.
Akan tetapi, apakah belanja online
atau daring melalui e-commerce memang
benar-benar menyenangkan dan memuaskan? Hal ini relatif dan tergantung pada
pengalaman masing-masing individu.
Pandemi dan
Internet; Solusi di Sela-sela Kondisi Ruwet
Loncatan jumlah pengguna internet terjadi saat pandemi terjadi di awal
tahun 2020. Kami sekeluarga
menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah selama hampir sebulan ketika
pandemi mengalami puncaknya sekitar awal tahun 2021. Selama isoman tersebut
dilakukan, satu hal yang pasti adalah kami menjadi praktis terkurung di rumah
dalam arti yang sesungguh-sungguhnya. Hampir seluruh aktivitas yang berhubungan
dengan dunia luar, seperti pekerjaan, sekolah, memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari hingga menjalani pengobatan, kami lakukan di rumah dengan
mengandalkan internet. Dukungan internet tersebut kami syukuri karena
benar-benar menjadi berkah yang sangat membantu dan memudahkan dalam proses
penyembuhan kami sekeluarga dari penyakit yang rasanya luar biasa itu.
Internet
membuat isoman tak begitu menyiksa. (Dok pri)
Selama hampir dua tahun, kami benar-benar merasakan bahwa
meski dampak pandemi begitu dahsyat, tetapi keberadaan internet sudah menjadi
salah satu jalan keluar yang memudahkan kehidupan masyarakat dunia. Peningkatan
jumlah pengguna wifi rumah (broadband internet) sangat cepat. Mulai dari
pemasangan IndiHome sebagai Wifi Rumah, hingga penggunaan aplikasi
konferensi massal mulai dicari-cari pelanggan. Semua urusan dari pekerjaan,
sekolah jarak jauh, dan lain sebagainya teratasi dengan jaringan internet.
Begitu juga belanja online.
Akses ke platformBelanja Online semakin digemari (meski terpaksa). Warga berbondong-bondong, membeli makanan atau minuman, pakaian, sepatu, perabot rumah tangga, gadget, buku, peralatan elektronik,
hingga produk-produk perawatan tubuh dan kecantikan, produk bayi, bahkan hingga
makanan hewan secara daring. Semua bisa terpenuhi hanya dengan menjentikkan jari-jemari di gawai
masing-masing.
Alasan Memilih
Belanja Online (Daring) Ketimbang Offline (Luring)
Kini, ketika pandemi sudah mulai mereda, ketergantungan terhadap akses internet tampaknya tidak berkurang, bahkan kami sekeluarga merasa terjadi peningkatan yang signifikan. Pengalaman berbelanja kami pun kini tidak terbatas lagi pada konsumsi
kebutuhan sehari-hari, tetapi sudah merambah hingga kebutuhan untuk pendukung
kenyamanan dan mobilitas, seperti pembelian tiket transportasi atau hotel,
pembayaran tagihan, entertainment,
dan lain-lain. Khusus dalam hal berbelanja, kini kami sekeluarga lebih banyak
menggunakan cara Belanja Online
ketimbang offline. Kecenderungan ini
bukan tanpa alasan. Berikut ini akan saya berikan beberapa perbandingan
keduanya sehingga kami lebih sering mengambil jalur daring ketimbang luring.
1. Fleksibilitas Waktu
Fleksibilitas waktu adalah hal yang sangat menguntungkan
dalam Belanja Online. Sebagai pelanggan atau konsumen, kita bisa bertransaksi
di e-commerce kapan saja. Bahkan
banyak toko yang bersedia melayani hampir 24 jam. Beda halnya dengan toko offline yang memiliki batasan waktu buka
toko dalam melayani pelanggan. Oleh karena itu, dengan fleksibilitas waktu buka
toko online, maka kami pun bisa
bertransaksi, bahkan di sela-sela aktivitas pekerjaan atau waktu sempit yang
sedang kami hadapi.
2. Akses dan Kenyamanan
Untuk berbelanja secara daring, kita membutuhkan smartphone dan akses internet yang andal
dan lancar. Jurnal.id memaparkan bahwa transaksi pada bisnis online berjalan sangat cepat.
Konektivitas internet yang buruk walau dalam jangka waktu yang pendek pun akan
berdampak besar. Pemilik toko online bisa
rugi hingga jutaan rupiah karena konsumen bisa dengan mudah beralih mencari
penjual lain yang mampu melayani lebih cepat. Oleh karena itu, akses Wifi Rumahseperti IndiHome sangat
membantu kami untuk melancarkan transaksi belanja online di e-commerce.
Beda halnya dengan belanja offline yang membutuhkan upaya untuk mendatangi atau mengunjungi
toko secara fisik. Dengan demikian, peluang untuk mengalami ketidaknyamanan
karena kelelahan, cuaca yang tidak mendukung, tempatnya yang sulit untuk
dicapai, atau belum lagi jika tokonya kurang nyaman akibat tampilannya kurang
menarik atau minim infrastruktur yang dimiliki, maka hal itu bisa membuat mood atau suasana hati berubah dan
berimbas pada pengalaman berbelanja yang kurang memuaskan.
3. Pembayaran
Sistem pembayaran dalam belanja online sering kali menggunakan sistem non tunaiatau cashless. Oleh karena itu, saldo yang ada pada rekening tabungan
atau e-wallet harus selalu siap
sedia. Sisi yang menguntungkan dalam berbelanja online adalah harga yang dibayar saat transaksi sesuai dengan yang
tertera dalam tagihan. Kita tidak perlu khawatir mendapatkan kembalian berupa
permen karena toko tidak memiliki uang kembalian sebagaimana sering terjadi
pada pembayaran di kasir toko offline yang
menggunakan uang tunai, hahaha.
Belanja offline
(luring) membutuhkan tempat fisik dan sistem transaksi tunai. (Dok pri)
4. Harga
Berbelanja online lewat
e-commerce memiliki harga beragam
yang bisa kita pilih sesuai budget
yang kita buat. Biasanya, kita bisa menyaring atau melakukan filter harga ketika berbelanja di e-commerce mulai dari harga tertinggi
atau terendah. Dengan demikian, kita pun bisa mempertimbangkan dan memilih
harga yang reasonable untuk barang
yang akan kita beli.
Saat berbelanja di toko offline, kita sulit untuk memilih karena harga barang sudah
dibandrol tanpa ada alternatif pilihan. Dengan demikian, kita harus benar-benar
mempertimbangkan dengan matang pembelian tersebut. Jika kurang teliti, maka
kita bisa saja terjebak oleh harga barang di toko itu yang tidak setara dengan
kualitasnya.
5. Pilihan Toko dan Barang
Nah, ini adalah salah satu hal yang paling menyenangkan,
terutama bagi kaum hawa dalam berbelanja secara online di e-commerce, baik yang kami sebut si hijau, si oranye, atau si biru.
Begitu banyak dan beragam pilihan toko dan barang yang ditampilkan membuat kita
betah berlama-lama untuk memilih. Banyaknya tempat atau toko yang menjual suatu
produk juga memberi fleksibilitas dalam menentukan ongkos kirim yang akan kita
keluarkan. Adapun belanja secara offline tentu
memiliki keterbatasan karena tempat yang relatif hanya bisa dijangkau secara
fisik dan stok produk yang dimiliki juga terbatas.
Belanja offline
(luring) memiliki keterbatasan took dan barang. (Dok pri)
6. Keamanan Bertransaksi
Belanja online memiliki
kemungkinan terjadinya transaksi yang berhasil atau gagal. Kesalahan atau
penipuan pun bisa saja dialami jika transaksi dilakukan oleh orang-orang yang
berniat jahat. Akan tetapi, beberapa e-commerce
kini sudah memiliki sistem untuk mencegah hal semacam ini terjadi dan memberi
garansi agar kerugian bisa diminimalisir. Adapun belanja secara offline relatif
lebih terjaga keamanannya karena penjual (toko) dan pembeli berada di suatu
tempat yang sudah jelas diketahui dan pelanggan bisa langsung melihat serta
memilih barang yang akan dibeli.
7. Jaminan Kepuasan
Kepuasan dalam berbelanja secara online adalah ketika proses transaksi pembelian, pembayaran,
pengiriman, hingga barang yang dibeli telah sesuai dan telah sampai di tangan
pelanggan. Jika seluruh proses tersebut sukses, maka tingkat kepuasan pelanggan
menjadi jaminan bahwa kemungkinan besar akan melakukan belanja secara online
kembali. Jaminan tersebut sangat penting karena sistem belanja online memang membutuhkan kepercayaan
atau trust yang sangat tinggi. Adapun
sistem belanja offline sangat simpel
dan meski tetap sama-sama membutuhkan trust,
tetapi tingkat kepercayaan yang dibangun sudah terbantu oleh kondisi fisik toko
dan barang yang bisa dijangkau dan dilihat secara langsung oleh pelanggan.
8. Promo Pelanggan
Bentuk-bentuk promo yang ada pada pembelanjaan online amat banyak dan beragam. Hal
tersebut disebabkan ketatnya persaingan dan upaya menarik hati pelanggan.
Program pemberian diskon khusus, hadiah spesial, potongan atau gratis ongkir
(ongkos kirim), atau pemberian cashback
sering kali bisa kita dapatkan melalui pembelanjaan online di e-commerce. Pada toko offline,
bentuk promo yang dilakukan tidak sebanyak yang bisa kita dapatkan sebagaimana
toko online.
Belanja Tanpa
Ribet dengan Akses Internet Tangguh
Meski kini lebih sering melakukan belanja online, kami
masih tetap sesekali melakukan belanja offline.
Hal ini kami lakukan ketika memiliki kebutuhan yang sangat mendesak, sekadar
ingin refreshing, atau ketika tengah
berada di sebuah wilayah yang meyediakan bahan-bahan, terutama makanan yang
masih fresh, sulit didapatkan di
tempat lain, hanya bisa menggunakan uang tunai, atau sulit jika dilakukan
pengiriman dari luar daerah. Sensasi berbelanja secara offline memang memberikan sentuhan dan pengalaman yang berbeda
dengan belanja online.
Seperti contohnya ketika kami membeli sepatu untuk kedua
krucil yang kebetulan rusak secara bersamaan. Kami langsung meluncur ke toko
dekat pasar kota yang kebetulan tempatnya adem plus pelayanannya pun ramah.
Kedua krucil terlihat menikmati proses belanja dan merasa puas dengan pilihan
mereka masing-masing. Sepatu yang akhirnya mereka beli pun dengan bangga bisa
langsung mereka kenakan. Ini hanya salah satu contoh bahwa belanja di toko offline pun dalam beberapa hal masih
bisa kami pertahankan.
Akan tetapi, tempat tinggal kami yang berada di kota kecil
memang tidak selalu bisa memenuhi hal-hal tertentu yang kami butuhkan. Alasan
itulah yang menyebabkan kami tetap lebih memilih belanja online ketimbang offline.
Saking seringnya berbelanja online,
Mas Kurir yang mengantarkan paket ke rumah sudah mengenal dengan baik keluarga
kami. Pengalaman belanja online bagi
kami terasa sangat memudahkan dan memberi kenyamanan tersendiri, bahkan bagi
keluarga kami yang masih membutuhkan proses adaptasi setelah lima tahun
berpindah dari kota besar di mana segala macam kebutuhan tadinya mudah
terpenuhi. Hal yang berbeda dengan kondisi kota kecil di daerah yang banyak
memiliki keterbatasan.
Internet
kencang mendukung aktivitas online lancar. (pexels.com)
Salah satu kunci yang sangat penting untuk melancarkan
segala macam aktivitas kami saat ini, termasuk belanja online tentu saja adanya akses Internetnya Indonesia yang harus
bisa kami andalkan, seperti IndiHomesebagai produk milik Telkom Group. Dengan Wifi Rumah yang lancar dan kuat jaringannya, maka keribetan yang
sering dialami akibat akses internet putus sambung akan dapat dihindari. Kemudahan
dan kenyamanan pun bisa kami peroleh sehingga produkivitas dalam hidup pun
semakin tinggi.
Jadi, apakah Anda akan pilih belanja online (daring) atau belanja offline
(luring)?
PULANG SEKOLAH, wajahnya ditekuk jelas menyiratkan rasa kesal atau kesedihan. Matanya yang mengingatkanku pada mata ibuku terlihat berkaca-kaca. Tak ada satu pun kata yang terucap dari bibir mungilnya. Hanya tubuh kecil yang gemetar seolah menahan sesuatu. Aku dan suamiku yakin ada kejadian yang tak mudah dilalui di sekolah barunya.
Dengan hati perih, aku memeluknya dengan segenap jiwa dan mendengarkan seluruh keluh kesahnya. Hari itu aku melihat bahwa bullying atau perundungan benar-benar nyata dan mengerikan, tak mengenal anak-anak atau dewasa, dan bisa terjadi di mana pun. Kami tentu saja menumbuhkan tekad untuk beraksi.
Makin bersemangat tekuni minat dan bakat bersama Biskuat (Foto: dok. pri)
Say no to bullying!
Bullying atau perundungan yang
dialami anak sulungku, Rumi, ternyata punya dampak yang tidak sederhana. Anak yang
mem-bully Rumi menggunakan kayu untuk memukul, silet untuk
menakut-nakuti, dan bahkan memalak. Aku tak
sanggup membayangkan betapa Rumi jadi rapuh dan ketakutan saat itu. Di sisi
lain, anak yang menjadi pelaku bullying itu pun jelas tak bisa serta
merta disalahkan karena pasti ada hal yang salah dengan pola asuh atau
lingkungannya.
Setelah melaporkan kejadian
itu, pembenahan di sekolah dan terutama mengatasi trauma pada psikis Rumi
adalah satu dari sekian banyak hal yang kami sebagai orangtuanya dan pihak
sekolah lakukan. Kami benar-benar bersyukur dan berterima kasih bahwa Ibu Titin
selaku kepala sekolah saat itu punya kepedulian tinggi pada hal semacam ini. Meski
demikian, tanggung jawab terbesar memang tetap berada di pundak kami sebagai orangtuanya,
dan itu tidak mudah.
Rumi (memakai surjan lurik khas Jawa dengan ikat kepala merah putih) bersama teman-temannya
Rumi yang kala itu
menjadi siswa baru di sekolahnya karena kami baru saja pindah dari Bogor ke
Lamongan merupakan anak yang cenderung pendiam. Perawakannya yang kurus,
wajahnya yang khas, dan logatnya yang berbeda memang membuatnya potensial untuk
menjadi sasaran perundungan. Akan tetapi, ketika hal tersebut benar-benar terjadi
padanya, kami tetap saja terkejut.
Rumi tidak mengambil sikap apa pun ketika
perundungan itu terjadi. Ia sempat mengatakan bahwa ia tidak ingin melawan
karena khawatir nanti bisa menyakiti temannya yang mem-bully itu. Sejak
kecil, Rumi merupakan anak yang berhati lembut, tetapi cukup cerdas secara
kognitif dan daya ingat serta penalarannya berkembang dengan baik. Bullying
ini amat mengganggu, baik secara fisik maupun psikologis dan kami sungguh-sungguh
mencari solusinya.
Salah satu langkah instan
yang kami ambil saat itu adalah mengikutsertakan Rumi dalam kegiatan olahraga
bela diri. Klub bela diri yang saat itu bertempat di gedung perpustakaan daerah
sedikit demi sedikit mengubah dirinya menjadi lebih berani, lebih tegas, dan lebih
terbuka sekaligus tangguh, tekun, dan percaya diri. Ia juga mulai dapat
beradaptasi dan sedikit demi sedikit meraih prestasi, mulai dari meraih medali
emas di kejuaraan taekwondo provinsi hingga jadi juara lomba menggambar dan
menulis. Ia bahkan meraih juara kelas dan menjadi salah satu pemenang lomba
menulis surat tingkat nasional.
Kegembiraan Rumi saat menyabet medali emas Taekwondo tk. provinsi dan juara lomba menulis surat tingkat nasional
Semua hasil dari usaha
tersebut membuat kami yakin bahwa apabila ditangani dengan baik, bullying
bisa diatasi dan mengubah karakter anak menjadi lebih positif meski membutuhkan
waktu yang tidak sebentar. Butuh kesabaran dan dukungan dari semua pihak,
khususnya orangtua dan keluarga terdekat. Kemampuan bela diri yang kini dimilikinya
membuat teman yang merundung tidak lagi berani mengganggunya.
Selain itu, kesehatan
fisiknya juga relatif terjaga. Rumi sebagai penyintas bullying sekarang
sudah dapat bergaul dan memiliki banyak kawan. Meski demikian, kami selalu menanamkan
kepadanya untuk tetap menjadi anak yang baik, sering berbagi, dan meyakinkannya
bahwa kebaikan hati akan berbuah kebaikan juga, termasuk bagi dirinya.
Menstimulasi inner
strength anak
Sering kali aku
membekali anak-anak dengan makanan dan camilan kesukaan mereka ketika berangkat
sekolah. Melalui bekal yang mereka bawa itu, aku mengajarkan dan menitipkan
pesan untuk saling berbagi. Aku merasa mereka perlu belajar melakukan hal itu kepada
teman-temannya tanpa membeda-bedakan satu sama lain agar bisa merasakan
keajaibannya. Di samping itu, kami sebagai orangtua pun tentu harus memperhatikan
asupan nutrisi yang mereka konsumsi.
Nutrisi tersebut sangat penting untuk
mendukung kegiatan mereka belajar, bermain, dan berolah raga yang tentu
membutuhkan cukup energi. Hal yang paling mereka sukai adalah ketika kotak
bekalnya aku sisipkan Biskuat, terutama yang rasa cokelat walaupun Biskuat
rasa original pun tak bakal mereka tolak. Bentuknya yang berupa
kepingan padat membuat Biskuat mudah untuk dibagikan tanpa mudah hancur.
Biskuat, biskuit lezat untuk dukung anak hebat (Foto: dok. pri)
Biskuat yang
mengandung 9 vitamin (vitamin A, B1, B2, B3, B6, B9, B12, D, dan E) dan 6
mineral (Selenium, Iodium, Seng, Kalsium, Magnesium, dan Zat Besi) memberikan
gizi dan energi yang sesuai untuk aktivitas mereka yang cukup padat di sekolah.
Gandum dan susu sebagai bahan utama Biskuat juga membuat sensasi rasa unik dan
tentu saja sangat disukai anak-anak. Keunikan sensasi rasa Biskuat ini menjadi
alasan utama Rumi dan Bumi, adiknya untuk rela menyisihkan uang saku agar Biskuat
bisa tetap selalu hadir di sela-sela kegiatan mereka.
Sebagaimana keunikan
sensasi rasa pada Biskuat, semua manusia, termasuk anak-anak juga tercipta
dengan keunikannya masing-masing. Mereka diciptakan Tuhan dengan fitrah atau
segala potensi yang menanti untuk diasah sehingga menjadi pribadi yang luar
biasa. Dengan kata lain, setiap anak memiliki potensi kekuatan dari dalam (inner
strength) yang harus terus dilatih agar tumbuh menjadi anak-anak yang memiliki
kekuatan mental dan karakter yang positif.
Kekuatan baik dari
dalam atau inner strength merupakan kekuatan mental yang tercermin dalam kekuatan karakter yang ada pada setiap anaksaat berinteraksi dengan
orang lain maupun diri sendiri, seperti berani, baik hati, tangguh, percaya diri, dan lain
sebagainya. Seorang anak yang memiliki inner strength akan menjadi
pribadi berkarakter positif, tetapi hal itu membutuhkan rangsangan dan latihan agar
semakin tumbuh dalam keseharian. Jika inner strength ini terasah dengan
baik, maka karakter anak yang juara, dalam arti yang seluas-luasnya, akan dapat
terwujud, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik.
LIfe skill seperti memasak tak kalah penting. (Foto: dok. pri)
Bagiku, meraih
prestasi bukan hanya dipersempit pengertiannya dengan memenangkan lomba dan mendapat
ranking atau nilai tertinggi di kelas semata, tetapi merupakan kemampuan seseorang
untuk meraih hal terbaik sesuai potensi dan usaha terbaiknya. Oleh karena itu, konsep penilaian kecerdasan majemuk anak dengan beberapa tolok ukur kemampuan sebagaimana diungkapkan dalam buku Multiple Intelligences: The Theory in Practice yang ditulis oleh seorang psikolog bernama Howard Gardner memiliki
korelasi yang erat dengan inner strength.
Kekuatan baik dari
dalam (inner strength) yang ada pada setiap anak saat
berinteraksi dengan orang lain maupun diri sendiri berbanding lurus dengan
kecerdasan seorang anak yang juga dimiliki (built-in) dalam dirinya. Anak
yang mampu memasak suatu menu di rumah misalnya, bisa dikatakan telah meraih
prestasi karena ia mampu menyatukan beberapa kecerdasan yang ada pada dirinya, seperti kecerdasan logika-matematika, visual-spasial serta kinestetik tubuh dan digabungkan dengan inner strength yang
sudah terbentuk dengan baik, seperti tekun, sabar, berani mengambil keputusan,
dan lain sebagainya.
Aku yakin bahwa jika orangtua sudah memiliki pemahaman
semacam ini, tentu tidak akan lagi ada upaya membanding-bandingkan anak satu
sama lain. Hal semacam ini menggambarkan bahwa kombinasi pada setiap pribadi
manusia benar-benar unik dan tugas kita adalah mengoptimalkan bakatnya, bukan memaksakan apa yang menjadi keinginan kita meskipun terlihat menjanjikan.
Gambar dari nsd.co.id
Dengan demikian, sebagaimana kubaca dari artikel di CNN, kita sebagai orangtua hendaknya memperhatikan dengan
sungguh-sungguh periode penting atau thewinning window tumbuh
kembang motorik dan kognitif anak yang terjadi hingga anak mencapai usia 8
tahun. Layaknya thegolden age, maka pada periode ini, orangtua dapat
memberikan stimulasi yang tepat kepada anak sehingga winning skills-nya
terasah dan dapat menjadi bekal bagi masa depannya.
Ada delapan winning
skills yang perlu dimiliki seorang anak, yaitu attention (perhatian)
atau kemampuan memusatkan perhatian pada sesuatu, focus (fokus) atau
kemampuan menuntaskan tugas yang dimulai sampai akhir, memory (daya
ingat) atau kemampuan mengingat peristiwa, benda, atau orang dengan baik, language
(bahasa) atau kemampuan berkomunikasi dengan tepat, psychomotor
(psikomotorik) atau anak punya keterampilan jasmani, logic (logika) atau
kemampuan menganalisis informasi, reasoning (penalaran) atau kemampuan
memahami hal baru dan membangun proses berpikir, dan decision making
(pengambilan keputusan) atau kemampuan memutuskan sesuatu melalui proses
analisis.
Hobi menggambar untuk mengasah kehalusan jiwa (Foto: dok. pri)
Sumber yang sama
mengatakan pula bahwa anak pintar belum tentu menjadi “pemenang” apabila ia hanya
mengikuti instruksi dan bingung saat harus mencari solusi sendiri, belum punya
penalaran untuk melihat gambaran besar masalah, merasa kepintaran hanya sebatas
peringkat (ranking) atau nilai, kurang gigih dan mudah terpuruk saat
gagal, atau merasa paling benar dan meremehkan kemampuan anak yang lain. Oleh
karena itu, mengasah inner strength pada anak merupakan hal yang sangat
penting karena hal tersebut juga berpengaruh pada perkembangan mental anak pada
usia selanjutnya, bahkan hingga mereka dewasa kelak.
Jeli melihat potensi
dan kekuatan anak
Sudah dua tahun
belakangan, Rumi sekelas dengan teman-temannya yang sebagian besar menggemari olahraga
sepak bola, mulai dari sekadar membicarakan keseruan permainannya, bermain games
yang berkaitan dengan sepak bola, membahas klub-klub juara sepak bola di dalam
atau luar negeri, hingga mengoleksi pernak-pernik para pemain bola terkenal,
bahkan salah seorang di antaranya ikut klub khusus untuk berlatih sepak bola di
luar kota.
Suatu kali Rumi
mengajakku berbicara secara khusus dan mengemukakan niatnya untuk mencoba
mengikuti olahraga sepak bola. Ia sangat tertarik dan memiliki minat besar
untuk melakukannya. Ia yakin olahraga sepak bola itu bisa dilakukan beriringan dengan
olahraga bela dirinya karena ia amat menyukai keduanya. Mendengar tekadnya yang
kuat, aku hanya bisa mendukungnya dan berharap semua itu bisa menjadi wadah dan
kesempatan baginya untuk memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Namun, aku merasa
benar-benar bingung karena tidak memiliki informasi seputar klub sepak bola
untuk anak di daerah kami. Jika pun ada, lokasinya amat jauh dari tempat tinggal. Apalagi
ketika pandemi menghantam negeri, semua kesempatan seolah tampak tertutup awan tak
bertepi.
Belajar dari game juga bermanfaat. (Foto: dok. pri)
Kami kemudian menemukan
titik terang ketika berjumpa dengan kemasan Biskuat, biskuit kegemaran Rumi dan
adiknya di sebuah minimarket sepulang sekolah. Pada kemasan Biskuat rasa cokelat
favorit mereka, terpampang dengan jelas tulisan “Biskuat Academy; Join Sekolah
Bola Online; Menangkan Tur Stadion Bola Internasional”. Ibarat momen
ketika Archimedes menemukan teorinya tentang Prinsip Archimedes yang terkenal
itu, aku pun membatin, “Eureka!”
Biskuat
merupakan salah satu brand unggulan Mondelez International yang memilikipurpose-led
brand (tujuan mulia) untuk menciptakan #GenerasiTiger, yaitu
anak-anak yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga memiliki kekuatan baik dari dalam diri (inner
strength) yang tercermin dari karakter positif anak.
Kami semua, khususnya
Rumi merasa antusias dengan temuan ini. Biskuat memberikan peluang baginya
untuk mengasah inner strength dengan mengikuti program Biskuat Academy. BiskuatAcademyadalah rangkaian acara tahunandariBiskuat untukmemberikanpembelajaranolahraga bagi anak Indonesia. Acara ini bertujuanmengembangkan kekuatan fisik sekaligus kekuatanbaik dari dalam (inner strength)untuk menciptakan #GenerasiTiger.
Biskuat
percaya bahwa bahwa setiap anak memiliki potensi tak terbatas melebihi apa yang
terlihat.Hal ini sesuai dengan
paparanku di atas bahwa kekuatan sejati dan keunikan seorang anak sudah terletak di dalam diri mereka. Selain prestasi pada bidang akademik,Biskuat
juga senantiasa mendorong pencapaian prestasi anak-anak Indonesia di bidang
olahraga,seperti sepak bola melalui program Inner Strength Biskuat
Academy 2022.
Inner Strength menanti diasah di
Biskuat Academy 2022
Olahraga atau gerak
badan yang bertujuan untuk
menguatkan dan menyehatkan tubuh sangat penting bagi setiap orang. Kesehatan fisik dan mental
sangat dibutuhkan, terutama dalam kehidupan di zaman serba digital dan praktis
seperti sekarang. Kurangnya olahraga dapat menimbulkan efek yang tidak baik
bagi tubuh sehingga akan menurunkan daya tahan dan mudah terkena penyakit. Kesehatan
merupakan harta yang sangat berharga karena memberikan peluang produktivitas
bagi seseorang, termasuk pada anak-anak.
Pada semua jenis olahraga, termasuk sepak bola, selain membutuhkan skillatau kemampuan agar
dapat menjadi pemain yangandal,
terkandung pula nilai-nilai yang positif untuk melatih karakter agar menjadi pribadi
yang kuat dan positif. Olahraga sepak bola anak dapat mengembangkan
berbagai kekuatan yang
baik
dari dalam diri (inner
strength), seperti berani, percaya diri, baik hati, tangguh, termasuk juga sportivitas, kerja sama, disiplin,
menghormati guru/pelatih, sabar, pantang menyerah, cepat tanggap, dan cerdas.
Melalui Biskuat
Academy 2022, anak-anak bisa mengembangkan kekuatan dari dalam (inner
strength)untuk mencapai
mimpinya. Mulai dari peningkatan keterampilan bermain sepak bola dari pelatih
berlisensi atau bersertifikasi UEFA A, seperti Coach TimoScheunemannsebagai
persiapan untuk menjadi pemain bola masa depan hingga bertemu pemain
profesional dari Tim Nasional Sepak Bola Indonesia, seperti Andik Vermansah, Gavin Kwan Adsit, Indriyanto Nugroho, dan Matias Ibo.
Keuntungan lain mengikuti Biskuat Academy 2022 adalah mendapat kesempatan untuk memenangkan tur ke
stadion di Eropa dan ratusan hadiah lainnya. Seluruh peserta juga akan
mendapatkan E-Certificate dan sertifikat fisik yang ditandatangani oleh Kementerian
Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, danTeknologi
(Kemendikbud Ristek).
Rangkaian kegiatan Biskuat Academy 2022
Biskuat yang memiliki
purpose-led
brand (tujuanmulia)untuk menciptakan#GenerasiTiger tentu memahami bahwa suatu kegiatan, terutama yang diikuti
oleh anak-anak pasti telah dirancang kurikulumnya sesuai dengan tingkat usia
mereka. Kegiatan yang dilakukan dalam gelaran Biskuat Akademy sudah
dilangsungkan sejak tahun 2019. Saat itu kegiatan masih dapat diadakan secara
luring berupa lomba sepak bola dan latihan bersama pemain nasional yang diikuti
oleh peserta sebanyak 9.600 anak.
Sayangnya, kegiatan
yang begitu menarik minat banyak anak dan inspiratif ini ikut terimbas oleh
adanya pandemi. Oleh karena itu, sejak tahun 2020 hingga 2021, kegiatan Biskuat
Academy diadakan secara daring untuk menghindari penyebaran pandemi yang saat
itu begitu masif. Meski demikian, kegiatan Biskuat Akademy di tahun 2020 tetap
menghadirkan antusiasme. Terbukti dengan meningkatnya peserta sebanyak lebih
dari 12 ribu anak di mana kegiatannya saat itu adalah sekolah bola online dan press
conference 3 Bintang Garuda sebagai Ambassador. Kala itu, para peserta diberi
peluang untuk memenangkan hadiah berupa kesempatan bertemu dengan tiga Bintang
Garuda. Biskuat Akademy di tahun 2019 dan 2020 tersebut mendapat dukungan dari Kementerian
Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Adapun pada tahun 2021, peserta Biskuat Academy meningkat
lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2020, yaitu lebih dari 27 ribu anak di mana kegiatannya
adalah sekolah sepak bola online, school visitation, dan grand
prize berupa latihan bersama Evan Dimas. Wah, kegiatan ini pasti sangat
berkesan bagi para peserta dan benar-benar dream come true. Pada tahun 2021
tersebut, dua lembaga, yakni Kementerian Pemuda dan Olahraga
(Kemenpora) dan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, danTeknologi (Kemendikbud Ristek) memberi dukungan pada
kegiatan Biskuat Academy.
Nah, bagaimana dengan
kegiatan Biskuat Academy di tahun 2022 ini?
Tampaknya, Biskuat
Academy 2022 semakin membuka pintu kesempatan yang begitu luas dengan menyiapkan kuota
hingga 50 ribu peserta. Rumi dengan begitu bersemangat tentu juga ikut mendaftar untuk mengikuti kegiatan
tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.Membeli Biskuat
dengan kemasan khusus, yaitu Jumbo 1 pcs, B5000 1 pcs, B500 2 pcs, dan B1000 2
pcs.
2.Mendaftar via
WhatsApp dan melakukan validasi dengan kode unik.
3.Kita akan mendapat
hadiah langsung berupa akses ke sekolah bola online.
Jika ingin mendapat peluang atau kesempatan emas berikutnya,
kita bisa mengunggah (up-load) video teknik bola yang diperoleh setelah
mengikuti sekolah bola online bersama Bintang Garuda ke Instagram pribadi. Video yang telah tersaring dan terpilih akan masuk ke grand final dan pemenangnya berpeluang meraih grand prize, yaitu memenangkan hadiah berupa International
Soccer Stadium Tour (tur ke stadion bola di Eropa). Ini tentu menjadi sebuah kesempatan yang
pasti menjadi impian semua anak penggemar sepak bola di seluruh Indonesia. Wow,
sebuah mimpi yang layak diperjuangkan oleh seluruh peserta Biskuat Academy, bukan?
Semangat dan
antusiasme anak Indonesia ini merupakan obor yang harus terus menerus dijaga. Inner
strength yang dilatih melalui Biskuat Academy tentu juga akan memiliki
peran yang besar bagi lahirnya generasi muda penerus masa depan berkarakter
juara. Harapan ini bukan sesuatu yang utopis karena Biskuat Academy telah
membuktikan dan memberikan wadah bagi anak-anak yang memiliki minat dan bakat
pada olahraga sepak bola.
Lebih dari itu,
Biskuat Academy memiliki inisiatif terbaru berupa “Workshop
Guru Olahraga” di mana melalui
inisiatif tersebut, Biskuat ingin memberi dukungan kepada para pahlawan dibalik
pengembangan potensi sepak bola anak. Para pahlawan itu adalahpara guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(Penjasorkes) di tingkat Sekolah Dasardan Menengah serta pelatih sekolah sepak bola.
Sebagai orangtua, aku dan mungkin banyak orangtua lainnya, sepakat dengan nilai-nilai yang
disampaikan dalam video tentang semangat dalam sepak bola yang begitu
menyentuh dan inspiratif di atas. Ketika mimpi terasa mustahil diraih, maka
kehadiran seseorang, seperti Coach Aji misalnya, yang bisa meyakinkan bahwa setiap orang bisa meraih mimpi
besarnya sangat dibutuhkan. Anak-anak yang punya potensi besar bisa saja menghentikan impiannya jika tak didukung oleh pelatih yang mampu memotivasi dan menyentuh jiwa.
Walau hanya satu orang, tapi energi semangatnya telah menggerakkan kaki-kaki mungil untuk melesatkan bola dengan tendangan setinggi mungkin demi meraih cita-cita tanpa memedulikan area bermain yang mungkin tidak luas. Satu orang itu mampu menyalakan harapan yang mungkin mulai redup, mengobarkan semangat
yang mulai menciut, dan meneguhkan keyakinan berkat kekuatan baik di
dalam diri (inner strength).
Semangat ini mestinya dimiliki semua orang yang mencintai
dunia sepak bola yang ingin mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Derap langkah anak-anak lewat Biskuat Academy 2022 akan menciptakan tendangan lebih jauh untuk pertandingan yang lebih besar nanti.
“Jika satu pelatih saja dapat mengembangkan sekelompok
anak, maka dukungan penuh dari berbagai pihak seperti guru, orangtua, dan masyarakat
sekitardapat menghasilkan perubahan maksimal dalam pengembangan olahraga
sepak bola dan sekaligus mengembangkan karakter positif pada anak.”
Biskuat Academy
menanti kiprahmu, Nak!
Biskuat Akademy 2022
memberikan sebuah antusiasme baru dalam diri kedua anak kami. Hampir semua
topik pembicaraan kini berisi tentang sepak bola, bahkan karya mereka pun kini
beralih seputar bola. Rumi yang juga punya hobi menggambar, kini lebih sering menggambar karakter para pemain bola kegemarannya, sedangkan Bumi ikut menggambar bus
yang sering membawa tim sepak bola favorit mereka.
Teknik permainan sepak bola pun
semakin tekun dipelajarinya dan dipraktikkan di lapangan alun-alun sehabis subuh. Apalagi menjelang diadakannya gelaran Piala Dunia,
antusiasme kedua krucil juga semakin menjadi-jadi. Bahkan ketika di sela-sela
latihan bela diri, pembahasan sepak bola menjadi hal yang kerap dilakukan
oleh Rumi dan teman-temannya.
Tidak hanya Rumi dan
Bumi, ayahnya pun ikut merasa tertarik dan bersemangat. Tidak hanya membelikan bola
dan kostum pemain kesukaan Rumi, buku-buku yang berkaitan dengan sepak bola pun
disiapkannya. Aura piala dunia jelas tidak bisa diabaikan oleh kedua krucil dan
ayahnya. Saya hanya tersenyum dan mulai menyiapkan rencana membuat camilan dan
menyediakan Biskuat plus minuman kesukaan mereka jika nanti akan membuat acara
nobar (nonton bareng), hahaha.
Jangan pernah
berhenti meraih mimpimu, Nak. Tendang bola itu sekuat tenagamu dan raih
prestasi karena kalian memiliki inner strength Biskuat Academy! Biskuat Academy 2022 akan menjadi gerbang untuk meniti asa menuju tercapainya mimpi bagi seluruh anak negeri yang ingin memajukan Indonesia lewat kelihaian bersepak bola.
Pada tahun 2022, sebuah inisiatif lingkungan lahir dari masalah pribadi yang dirasakan oleh Ima Rida, pendiri Magi Farm. Hal ini bermula dar...
About me
Panggil saja saya Hani, ibu dua putra yang sedang bertumbuh dan berkembang. Ngeblog sebagai sarana berbagi dan terapi. Saat ini tinggal di Lamongan, Jawa Timur. Saya menulis tentang parenting, buku, dan liburan keluarga.