Wabah yang berlangsung selama 6 bulan lebih tak pelak mengubah pola kita dalam banyak hal. Cara berkomunikasi, mencari rezeki, dan bahkan berkegiatan sosial mulai beradaptasi dengan keadaan di masing-masing tempat. Wabah korona memang ujian yang tidak mudah, tapi jelas bukan alasan untuk kita menyerah dan berhenti melakukan kebaikan untuk sesama. Orang dari seluruh lapisan, baik di desa dengan rumah sederhana atau tinggal di apartemen mewah, tergerak untuk saling membantu.
Saat ini justru menjadi momentum yang tepat untuk melirik dan menggagas aneka kegiatan sosial karena bisa berdampak pada ringannya beban finansial banyak saudara kita yang membutuhkan. Ingatkah kita apada sabda Nabi tentang saat terbaik untuk bersedekah? Tidak lain adalah ketika kita sendiri takut didera kemiskinan. Inilah saatnya ketika setiap orang waswas terhadap keterbatasan dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan primer.
Kualitas iman diuji pada momen sekarang ketika harga-harga barang kebutuhan pokok naik sementara penghasilan tak meningkat secara signifikan. Bahkan tak jarang pekerja yang di-PHK atau para pebisnis kecil yang gulung tikar akibat rendahnya daya beli masyarakat. Ya, wabah memang berpengaruh cukup parah. Bukan hanya dampak sosial, tapi juga ekonomi yang tak bisa dihindari.
Dari sinilah perlu digalakkan lagi semangat beraktivitas sosial. Komunitas-komunitas sosial perlu digiatkan kembali dan sebisa mungkin bersinergi sebab hanya lewat kolaborasi tujuan-tujuan besar bisa kita capai. Kita berada di era serbadigital, pada abad ke-21 di mana keterampilan wajib mencakup 4 hal pokok yang dikenal dengan 4C: communication, collaboration, creativity, dan citical thinking.
Manfaat ikut kegiatan sosial
1 | Belajar berkomunikasi
Saat aktif sebagai relawan dalam komunitas sosial, kita dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan relawan lain agar suatu kegiatan atau gerakan dapat berjalan dengan lancar. Tak mungkin aktivitas berjalan sesuai harapan tanpa koordinasi lewat komunikasi yang intens. Dari sinilah lambat laun kemampuan kita berkomunikasi akan terpupuk dan terasah.
2 | Bangun kepercayaan diri
Dari setiap aktivitas atau program yang berhasil kita laksanakan, kepercayaan diri lama-lama akan terbangun. Kita merasa punya andil dalam rangka mewujudkan kebahagiaan orang lain, maka kita mulai merasakan adanya self-worth atau nilai diri yang berdampak positif pada terdongkraknya self confidence. Kepercayaan diri bisa mempengaruhi kinerja kita pada lini hidup yang lain.
3 | Tambah keterampilan
Bergabung dalam komunitas sosial memungkinkan kita betambah keterampilan baru, misalnya manajemen organisasi atau cara menggalang dana. Ikut kegiatan sosial juga memberi kita peluang untuk mengasah kemampuan yang sudah ada. Misalnya kita bisa menulis lalu mendedikasikan keterampilan itu untuk terus mengabarkan spirit berbagi lewat tulisan. Seiring waktu kosakata akan meningkat dan gaya menulis akan membaik berkat praktik secara rutin. Asyik kan?
4 | Perluas jaringan
Tanpa kita sadari dengan aktif dalam kegiatan sosial maka jaringan akan bertambah luas. Kita sadar bahwa networking bisa membantu kita berkembang, baik secara personal, kompetensi profesional, maupun kemajuan finansial. Kita mengenal lebih banyak orang dengan beragam karakter dan latar belakang yang dapat memperkaya hidup kita, pergaulan kita luas, dan semakin membahagiakan.
5 | Membuka peluang
Bertambahnya jaringan bisa berarti terbukanya peluang rezeki. Relawan dalam komunitas bisa jadi menggeluti suatu bidang usaha yang membutuhkan skill kita. Atau bisa pula relawan lain punya kerabat yang usahanya bisa dibantu oleh kompetensi kita. Saya teringat pada kisah suami yang aktif di komunitas nasi bungkus Lamongan sebagai videografer; bulan lalu ia mendapat proyek penggarapan video promosi usaha cleaning service dan pengadaan barang yang dimiliki salah seorang relawan. Nah, berkegiatan sosial lewat komunitas bisa menjadi pintu ‘keberkahan’ semacam itu.
6 | Membuka peluang
Melibatkan diri dalam aneka kegiatan sosial akan memberi kita pemandangan terhadap kehidupan orang-orang yang kebetulan kurang beruntung. Pengalaman ini akan memunculkan perasaan semakin mensyukuri keadaan kita sendiri. Tak ada alasan untuk mengeluh sebab Tuhan telah memberi kita nikmat tanpa batas. Complain less, thank more, itulah sikap yang lama-lama akan terbangun: lebih banyak bersyukur tanpa menyalahkan keadaan. Semangat berbagi pun akan tumbuh semakin kuat.
7 | Pengalaman langka
Ikut kegiatan sosial adalah pengalaman berharga yang tidak bisa dinilai dengan uang. Sungguh jadi pengalaman langka sebab tak butuh modal berupa uang untuk bisa aktif. Sebaliknya, butuh niat dan tekad kuat untuk bisa konsisten dalam kegiatan filantropis kepada sesama. Tenaga dan keterampilan pun bisa disumbangkan jika tak ada uang.
Uniknya, kini tak sedikit perusahaan yang mempertimbangkan pengalaman menjadi relawan (volunteering) sebagai salah satu kriteria penting dalam rekrutmen karyawan karena mereka dianggap punya pengalaman berorganisasi dan manajemen proyek.
8 | Sehat dan bahagia
Ada kebahagiaan tersendiri saat kita mengikuti kegiatan sosial, sesederhana apa pun proyeknya dan sekecil apa pun peran yang kita ambil. Sebagai contoh, menitipkan beberapa bungkus nasi di etalase depan Masjid Agung kota kami pun bisa membuat pikiran benderang dan hati tenang. Juli kemarin saya ikut menyiapkan daging kurban untuk kaum duafa di RPH Lamongan bersama komunitas sedekah dan berhasil membagikan 300-an paket daging dalam besek bambu.
Ada kepuasan tersendiri ketika besek itu berpindah tangan dan diiringi senyum indah dan doa yang tulus dari penerima. Sesuatu yang tak bisa dijelaskan dalam kata-kata, "something beyond happiness", begitu ujar seorang guru saat kita membantu orang lain. Perasaan unik itu tumbuh begitu istimewa tanpa perlu diuraikan lagi.
5 cara berbagi di saat pandemi
Melihat begitu banyaknya manfaat terlibat dalam gerakan sosial, baik lewat donasi uang atupun bantuan tenaga/pikiran, saya mempraktikkan lima cara berbagi yang sangat mudah tanpa harus meninggalkan rumah. Kalaupun mesti ke luar rumah, tak perlu waktu yang lama agar bantuan terlaksana.
1 - Sarapan gratis
Setiap Jumat pagi kami sempatkan ikut membagikan nasi bungkus yang kami ikuti selama 2 tahun belakangan. Kadang kami turut membawa nasi, sesekali turut berdonasi uang, atau sekadar menyumbangkan tenaga saat pembagian hingga tuntas. Anak-anak kami libatkan agar tertanam jiwa sosial sampai dewasa nanti. Tentu dengan mengikuti protokol kesehatan selama pandemi.
Berbagi bahagia untuk lansia berupa uang dan makanan siap santap.September lalu komunitas kami bekerja sama dengan Satlantas Polres Lamongan untuk membagikan nasi bungkus seperti biasa, hanya saja kali ini ditambah uang tunai dalam amplop dan selimut bagi mereka yang membutuhkan. Selain dibagikan di depan basecamp, nasi juga dikirimkan langsung kepada para penerima yang tidak mungkin menjemput ke basceamp.
2 - Bantu teman yang tak bisa makan
Seorang teman belum lama ini mengirimkan pesan lewat WA, mengabarkan bahwa ia butuh pinjaman untuk membeli lauk karena beras sudah punya. Beberapa bulan sebelumnya ia sempat meminjam juga uang karena sudah beberapa hari tak makan beras. Mereka sekeluarga hanya menyantap adonan tepung yang digoreng dengan tambahan gula.
Kami lantas mentransfer sesuai kemampuan. Nah, selama pandemi mestinya lebih banyak gerakan untuk mengetahui saudara atau teman kita yang tidak bisa makan tapi malu mengungkapkan. Kami sendiri pernah hanya punya uang 10.000 rupiah saat masih tinggal di Bogor dulu saat honor suami tak kunjung dibayarkan. Jadi kami tahu betul arti kelaparan sementara pinjam ke toko kelontong tak dikabulkan.
3 - Sebarkan pesan positif
Sebagai ibu rumah tangga yang tak bisa banyak bergerak leluasa selama wabah, saya konsisten membagikan pesan positif dalam status WA atau Twitter tentang banyak hal. Tentang ajakan berbagi, memperbaiki diri, dan terutama mensyukuri keadaan. Bukan saatnya menyalahkan pemerintah, tapi kini kita perlu bangkit untuk bersinergi, untuk selalu bersemangat berbagi di era baru dengan cara yang kreatif. Berbagi ilmu dan inspirasi juga sedekah yang bermanfaat.
Bisa jadi solusi buat keluarga yg kehilangan nafkah dan tak mungkin beraktivitas di luar rumah selama isolasi mandiri. Keren inisiatifnya! #seninsemangat https://t.co/30DoIyN0mX
— xi tisuhar (@xibianglala) September 28, 2020
4 - Pinjamkan buku
Cara lain berbagi di era baru adalah dengan meminjamkan buku. Saya baca di salah satu tweet tentang program canthelan di Salatiga. Dalam program sederhana itu, orang bebas mengaitkan sayuran mentah, masker, dan bahkan buku agar bisa dinikmati orang selama wabah -- lebih-lebih bagi keluarga yang terinfeksi virus korona dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah.
Buku, sumber ilmu yang sangat bermutu.Saya lalu tergerak meminjamkan koleksi buku di rumah untuk sekolah si sulung yang kebetulan tidak punya banyak judul sementara mereka akan mengikuti penilaian literasi. Sudah sebulan lebih buku-buku itu ada di sekolah dan belum boleh diambil karena masih sangat dibutuhkan.
5 - Donasi lewat LAZ
Yang tak kalah penting adalah berdonasi lewat lembaga yang tepercaya, seperti LAZ Ucare Indonesia. Tanpa harus meninggalkan rumah, kita bisa menyumbang untuk apa saja: infak, sedekah, zakat, dan donasi sesuai kemampuan. Berbekal jaringan Internet dan smartphone atau laptop, donasi dengan mudah kita kirimkan.
Berdonasi sangat mudah dan praktis.
Kenapa pilih LAZ UCare Indonesia
Memilih lembaga penyalur zakat dan dana amal yang kredibel sangat penting. LAZ (lembaga amil zakat) yang andal bisa mendukung penyaluran yang amanah sehingga donasi kita betul-betul terdistribusi kepada mereka yang sangat membutuhkan. Beberapa alasan berikut bisa dipertimbangkan untuk memercayakan donasi atau ZISWAF kita pada LAZ UCare Indonesia.
- Programnya terbilang Unik, dari penamanaan misalnya Madrasah Inspirasi, Dokter Sapa Warga, Doctor Goes to School, hingga pemberdayaan para janda agar bisa mandiri melalui bantuan modal dan pendampingan usaha.
- LAZ Ucare Indonesia Cerdas atau taktis dalam menjalankan program. Sebut saja sedekah Jumat untuk mendukung aktivitas belajar anak-anak pemulung di Sekolah Kami, Bekasi. Sepintas sederhana hanya berupa nasi kotak, tapi dampaknya luar biasa sebab anak-anak itu makin bersemangat belajar lantaran merasa diapresiasi dan didukung untuk mencapai cita-cita mereka.
- LAZ UCare Indonesia terbukti Amanah, sebab dipercaya oleh LAZ lain atau lembaga-lembaga penting untuk menyalurkan dana sosial bersama-sama. Kemitraan dengan instansi pemerintah, pihak swasta, maupun individu adalah bukti bahwa LAZ Ucare adalah organisasi yang mumpuni dalam menghimpun dana ZISWAF dan dana sosial lain lalu menyalurkannya dengan penuh tanggung jawab. Bank Mandiri Syariah, Toyota Indonesia, Isuzu, Euro Management, ZIS Indosat dan masih banyak lagi pernah bermitra dengan LAZ Ucare Indonesia.
- Di era serbacanggih ini, tim LAZ Ucare Indonesia mampu merespons kebutuhan umat untuk menampung ZISWAF mereka. Kontak melalui email, WhatsApp, dan media sosial selalu Responsif tanpa kendala sehingga proses berdonasi aman dan nyaman. Beramal lewat website sangat praktis, tinggal klik klik klik, selesai.
- Kelebihan LAZ Ucare Indonesia lainnya adalah energi yang terus dilancarkan lewat media sosial, salah satunya Instagram. Sifat Energik ini memijarkan optimisme bagi siapa pun yang menjadi follower-nya. Bukan hanya dorongan untuk berbagi, tetapi juga ajakan untuk hidup lebih mulia dan terarah. Bagaimana kita bisa hidup dengan kaya dalam pengertian seluas-luasnya dan terus mengembangkan diri.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam rangka Lomba Blog LAZ UCare Indonesia 2020.”