“The currency of blogging is authenticity and trust.”
–Jason Calacanis–
![]() |
Blogging adalah dunia untuk berbagi, menyebarkan energi positif, dan mengawetkan ide serta pengalaman. (Sumber: Pribadi) |
Tepat di tahun 2015, perjalanan itu dimulai. Sebuah perjalanan yang tak pernah aku sangka akan sampai di titik ini, di tahun 2025 saat ini. Boleh dong jika aku curhat dan kasih selamat untuk diriku sendiri yang belum mengangkat bendera putih dalam dunia blogging ini.
Tahun 2015 itu, semua terasa buram dan suram bagiku. Aku merasa gamang karena begitu banyak persoalan pribadi yang belum teratasi. Aku sama sekali belum selesai dengan diri sendiri akibat trauma masa lalu yang bertubi-tubi. Salut untuk PakSu yang sabar menghadapiku. Kondisi sebagai editor freelance, setelah resign dari tempat bekerja di sebuah Penerbit Buku yang sudah dijalani hampir satu dasawarsa, ditambah menangani dua balita yang sedang-aktif-aktifnya, juga membuat kondisi fisik dan mental terasa begitu menekan. Aku pernah hampir menyerah!
Menulis untuk Mengobati dan Berbagi
Aku ingat betul, aku kecebur di dunia blogging karena menyaksikan keasyikan suami yang bisa menuangkan ide, ulasan, bahkan “sambat” di blognya. Ya, ia memang lebih dulu berkecimpung dalam blogging jauh sebelum aku ikut terjun di blogosphere. Dari dunia blogging,ia bisa bertemu dengan banyak sahabat, bahkan ada yang awet hingga sekarang. Aku mengungkapkan ingin menulis di blog juga dan merayunya untuk membuatkan blog pribadi untukku. Saat itu, suami membuatkan blog gratisan di blogspot karena tentu saja lebih karena pertimbangan kondisi finansial yang belum stabil.
Selama periode 2015-2017, blogging bagiku saat itu hanya sekadar wadah untuk meluapkan rasa hati, meski belum tentu isinya sambat. Postingan blogku juga sangat jarang disambangi akibat kelelahan. Namun demikian, memang ada semacam katarsis setelah menulis, terlebih jika kondisiku mulai luang dari kesibukan editing buku. Aku butuh menulis “sesuatu” yang temanya berbeda dari buku yang telah aku sunting. Di sinilah aku mulai mempelajari dunia blogging sedikit demi sedikit.
Ketika aku membuka kembali postingan saat awal-awal, ada rasa miris sekaligus bikin ngikik, “Kok bisa-bisanya aku nulis kayak gini?” Tulisan tentang rasa rindu pada Mama yang baru beberapa tahun berpulang menjadi blogpost pertama yang entah mengapa kemudian terasa lega di dada, lega di hati, dan lega di pikiran.
Periode 2017-2020 adalah masa adaptasi dengan lingkungan baru karena saat itu kami pindah dari Kota Bogor yang sejuk ke Kota Lamongan yang sering panas kenthang-kenthang. Bahkan tahun pertama kepindahan, kami isi dengan bolak-balik rumah sakit akibat duo Xi, anak kami, yang tidak tahan terhadap kondisi cuaca ini. Lagi-lagi kondisi fisik yang selalu aku jadikan kambing hitam karena memang hal ini pula, plus ada kondisi sosiokultural, yang membuat kami sering ambruk, aku bahkan mengalami keguguran di tahun 2019.
![]() |
Adaptasi cuaca dan lingkungan sempat membuat Xi ragil dirawat di rumah sakit. (Sumber: Pribadi) |
Barulah di tahun 2020, aku mulai sedikit intens menulis di blog meski prestasi itu masih tetap berada di bawah rata-rata. Aku mulai berusaha meski tertatih untuk rajin mengunggah tulisan di blog. Aku memang suka menulis, tetapi sering kali tulisan itu tetap awet berada di laptopku karena fokus pada pekerjaan sebagai editor. Aku baru ingat untuk mengunggah ketika suami mengingatkan atau saat ada lomba yang menarik minat.
Jika melihat blog teman-teman yang demikian aktif, memang semangat mengunggah tulisan di blog kembali meronta-ronta. Tetapi bagaimanapun aku memang harus mengukur kemampuan fisik yang kadang sulit diajak kompromi. Hal baiknya adalah ketika kedua putraku semakin tumbuh besar, kesibukanku mendampingi tumbuh kembang dan mengurus rumah tangga juga semakin berkurang.
Blogging Membuka Networking dan Cuan Mulai Terpancing
Dalam periode 2021 hingga 2025 ini, semangat ngeblog aku rasakan memang agak meningkat. Ada beberapa momen yang membuatku bahkan bisa meraih rezeki sebagai juara lomba blog, di antaranya: Pemenang 10 Tercepat Lomba Blog Exabytes 2021, Pemenang 16 Tulisan Terbaik Fun Writing JNEws Online Spesial HUT JNE 2022, Pemenang 20 Favorit Lomba Blog BRI Digital 2023, Juara 2 Lomba Blog Mendukung Inner Strength Anak di Biskuat Academy 2022, Juara 1 VIO Optical SEO Blog Contest 2023, dan puncaknya … Juara 1 Lomba Karya Tulis Jurnalistik KPU Jatim 2024 di mana aku diganjar hadiah 14 juta rupiah. Jika sudah begini, rasanya aku makin berat untuk berhenti ngeblog sih.
![]() |
Menyaksikan kecanggihan dan performa laptop terbaik dunia dalam event Media Roadshow ASUS di Surabaya. (Sumber: Pribadi) |
Dibanding rekan-rekan blogger yang lain, prestasi ini memang belum apa-apa dan aku pun bukanlah siapa-siapa. Pernah ada celetukan yang menyangka artikel itu dibuatkan oleh suamiku. Tentu saja aku tidak sakit hati, malah mungkin merasa hal tersebut wajar terlontar akibat jarangnya aku meng-update postingan blogku.
Bisa jadi ada faktor tertentu yang membuat aku bisa mendapat rezeki tersebut meski di belakang layar tidak banyak yang tahu aku gedubrakan dengan upaya yang luar biasa. Setelah aku pelajari, ada suatu hal yang mungkin selama ini jarang aku sadari dan menjadi “sesuatu” bagi pembaca blogku. Aku menguliknya hingga dapat kupaparkan seperti berikut ini
1. Menulis dengan hati dan niat beramal jariah
Menulis dengan hati sering kali diartikan menulis sesuai hati nurani. Ini selalu aku lakukan, terutama ketika menulis tentang sesuatu yang aku sukai dan alami sendiri. Otentisitas dan postingan blog ini akan terasa sangat menyentuh pembaca dan membuat hal positif menyebar dengan alami atau natural karena tanpa sengaja akan relate dengan pembacanya.
Tulisan yang organik sering kali menyentuh dan di sinilah peluang amal jariah bisa kita dapatkan. Tulisan kita mungkin bisa menginspirasi beberapa pembaca dan mengikuti jalan kebaikan itu. Pembaca juga akan mempercayai apa yang kita tulis dan mereka akan percaya pada kita. Dari sinilah integritas blog kita terbangun. Ketika pembaca blog kita (klien) sudah merasakan integritas itu, mereka akan mempercayakan apa pun, termasuk cuan, heuheuheu.
2. Berbagi dan mengawetkan hal positif
Seorang blogger yang terbilang sukses, Liz Strauss pernah mengatakan bahwa "internet tidak memiliki penghapus". Dari pernyataannya menyiratkan bahwa kita harus menyadari apa pun yang kita publish secara daring (online), termasuk di blog. Anak, cucu, pasangan, teman, atau bahkan musuh kita akan melihat apa yang sering kita tulis. Oleh karena itu, kita harus berbicara kebenaran di mana kepala dan hati bisa saling terkoneksi. Ketika kita menulis dengan penuh integritas, kita takperlu khawatir kata-kata yang kita tulis akan menyerang balik.
3. Perbanyak teman dan sahabat
Salah satu hal yang aku lihat dari interaksi antara suamiku dengan para blogger adalah kebaikan, ketulusan, dan persahabatan yang tak lekang oleh waktu. Sering kali aku melihat mereka layaknya saudara yang ketika berkunjung ke suatu daerah, mereka akan menyambut dan menjamu dengan hangat. Sesuatu yang tentu saja melahirkan kuatnya silaturahim dan kebahagiaan.
Ketika aku sudah terbawa arus ke dalam dunia blogging, aku juga berkesempatan memiliki interaksi yang hangat dengan para blogger yang sebagian besar memang sudah mengenal suamiku. Kami sering sekadar meet up, khususnya dengan blogger wilayah Jawa Timur, bertukar info lomba hingga berbagi job liputan, salah satunya dengan ASUS Indonesia. ASUS memang sangat mendukung komunitas blogger di Indonesia dengan banyak menyelenggarakan event, baik daring (online) maupun luring (offline) sejak tahun 2015. Beberapa kali aku ikut serta dalam event tersebut dan menjadi momen-momen terbaik dan terindah dalam kehidupanku.
![]() |
Dapat teman dan dapat ilmu bersama ASUS? Tentu saja aku mau. (Sumber: Pribadi) |
Pengalaman ini sering aku tuangkan dalam postingan blog karena terasa istimewa dan unik. Selain mendapat cuan, aku berkesempatan menyaksikan dari dekat kecanggihan dan performa laptop ASUS yang bikin aku terkagum-kagum. Ndilalah, aku merasa bangga karena dari blogging ini aku juga sempat merasakan dapat cuan dari ASUS yang mempercayakan produknya menjadi content dalam blogku.
4. Gunakan perangkat untuk ngeblog yang andal
Nah, hal yang satu ini amat sangat tidak bisa diremehkan. Sejak tahun 2021, blog andalanku sudah beralih menjadi Top Level Domain (TLD) yang berbayar dan punya konsekuensi harus lebih rajin lagi menulis agar peringkatnya naik dan menghasilkan sesuatu. Pikiranku saat itu adalah minimal kembali modal, bahkan bisa lebih buat jajan.
Tapi semua itu memang tidak mudah. Beberapa kali kejadian, tulisan yang akan aku unggah hilang akibat keteledoran (lupa menyimpan) atau laptop yang kehabisan daya, bahkan overheating. Urrgghhh, potensi cuan di depan mata langsung menguap. Sejauh ini laptop ASUS-lah yang tidak mengecewakan dan mendampingiku dalam beberapa event lomba blog sehingga lancar dan meraih rezeki yang luar biasa, alhamdulillah.
Setelah sering ikut event launching produk baru laptop ASUS, mulai dari laptop untuk gaming, laptop consumer AI Series hingga laptop PC desktop bisnis, aku makin paham mengapa laptop ASUS sering kali terpilih sebagai brand top dunia. Mulai dari tampilan yang keren, body yang tangguh, performa yang mumpuni, teknologi yang terkini, bahkan hingga hal sederhana tapi sangat penting, seperti urusan baterai dan nge-charge yang kerap bikin aku ketar-ketir.
Salah satu laptop dari ASUS yang menawarkan fitur teknologi fast charging atau pengisian daya cepat sehingga memungkinkan kita tetap produktif tanpa harus bergantung pada charger dalam waktu lama adalah Asus Zenbook A14. Urgensi fitur fast charging dalam dunia kerja dan pendidikan memang makin dibutuhkan. Aku menjadi bukti bahwa urusan nge-charge laptop bukan sesuatu yang dianggap remeh. Apalagi buat para profesional yang mobilitasnya tinggi, mahasiswa atau blogger kayak aku yang jadwalnya padat, atau traveler yang laptopnya harus siap sedia di mana pun berada.
![]() |
Laptop Asus Zenbook A14 yang punya fitur fast charging. (Sumber: Asus Indonesia) |
- Teknologi fast charging yang dilengkapi dengan adaptor daya USB-C berkapasitas 65W sehingga dapat mengisi daya hingga 50% hanya dalam waktu sekitar 30 menit aja.
- Daya tahan baterai yang optimal hingga lebih dari 10 jam dalam penggunaan normal dengan kapasitas baterai 48WHrs dan efisiensi daya dari prosesor Snapdragon X Series.
- Dukungan USB-C Power Delivery yang memungkinkan kita mengisi daya laptop dengan berbagai jenis adaptor USB-C yang mendukung standar Power Delivery.
- Penggunaan daya yang efisien berkat arsitektur ARM yang diadopsi oleh prosesor Snapdragon X Series sehingga konsumsi daya laptop bisa lebih hemat dibandingkan laptop berbasis x86.
- Keamanan pengisian daya dan kemudahan pengisian daya dalam perjalanan karena Asus Zenbook A14 dilengkapi berbagai mekanisme perlindungan, termasuk perlindungan terhadap arus berlebih, lonjakan daya, dan panas berlebih. Fitur fast charging pada Asus Zenbook A14 juga memberikan keuntungan sangat besar karena adaptornya lebih ringan dan fleksibel.
- Performa konsisten tanpa overheating karena fitur fast charging Asus Zenbook A14 dirancang dengan sistem pendingin efisien untuk menjaga suhu tetap stabil saat mengisi daya. Dengan teknologi ini, kita tidak perlu khawatir akan overheating yang dapat berdampak pada kinerja laptop.
Jika aku mencari laptop yang dapat diandalkan untuk pekerjaan, ngeblog, atau hiburan dengan fitur fast charging terbaik, ya gak pakai ragu-ragu lagi dong. Jelas Asus Zenbook A14 pilihan yang patut dipertimbangkan.
Blogger; upaya menjadi inspirator yang tidak boleh berhenti belajar
Pengalaman sepuluh tahun ngeblog, membuatku berpikir akankah dunia blogging akan tergerus dengan masifnya dunia influencer media sosial, khususnya yang berbasis audiovisual dan teknologi AI (Artificial Intelligent) sebagaimana yang menjadi kekhawatiran belakangan ini? Kalau aku sih optimis bisa tetap eksis, nggak tahu kalau Mas Anang, heuheuheu. Dunia kepenulisan adalah dunia kreatif yang sebenarnya sulit tergantikan. Oleh karena itulah, blogger tidak disarankan untuk berhenti atau mandeg untuk belajar.
![]() |
Berhasil masuk 50 besar dalam SCENE 2024 dan masih terus belajar. (Sumber: Pribadi) |
Bahkan ASUS pun mengajarkan padaku bahwa jika ingin mengikuti perkembangan teknologi, atau malah menjadi pemimpin di dunia teknologi, ASUS tak pernah berhenti untuk berinovasi dengan membuat teknologi terbaru dan terdepan. Jika aku sebagai blogger mau belajar dari ASUS yang memiliki performa luar biasa, maka blogging tidak hanya sekadar menjadi wadah healing, tetapi juga bikin hati semriwing karena cuan kian gemerincing.
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog2015 ke 2025 Perjalanan Ngeblogku yang diadakan Gandjel Rel.
0 comments:
Posting Komentar