Erupsi Gunung Sinabung yang terjadi beberapa waktu lalu dalam waktu yang tidaklah singkat, sempat membuat hancur dunia pertanian di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Padahal kebanyakan masyarakat di daerah tersebut sangat mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama.
Nazri Syahputra. (Sumber foto: Instagram @nazri_hidrosinergiutama)
Peristiwa inilah yang menjadi salah satu awal Muhammad Nazri Syahputra terjun ke dunia pertanian. Ia mengenalkan hidroponik sebagai solusi bagi para petani yang kesulitan bercocok tanam seperti biasanya.
“Abu
vulkanik itu membuat pertanian Karo jadi porak poranda. Sehingga kita hadir di
sana untuk memberikan sebuah solusi. Jadi, tim trauma healing juga di sana. Dan
alhamdulillah, diterima oleh masyarakat Karo. Kita kenalkan pertanian ini dan
alhamdulillah mendapat respon yang luar biasa hingga saat ini,” ujar Nazri.
Seiring
waktu, ternyata Nazri menyadari satu hal, sektor pertanian ternyata memiliki
potensi bisnis yang luar biasa. Memahami hal tersebut, pria yang aslinya sarjana Pendidikan
Matematika ini pun kemudian bertekad dalam hati untuk terus menekuni sektor
pertanian.
Membawa Ilmu Hidroponik dari Bogor ke Medan
Kisah
perjalanan hidup Nazri bisa dibilang cukup unik. Jika menuruti ijazahnya,
seharusnya Nazri kini menjadi bapak guru matematika. Namun yang terjadi adalah selepas
kuliah tahun 2011 dari Universitas Sumatra Utara, ia justru terjun ke dunia
bisnis.
Sempat
di-training provider. Sempat buat travel juga. Jatuh bangun kandas di travel. Akhirnya
lari kecemplung di sektor pertanian,” kenang Nazri.
Usai
mencoba bisnis, kemudian jatuh bangun bangkrut, ia menjalankan hobi backpacker-nya
dari satu kota ke kota lain. Nazri mengaku sempat belajar ke mendiang Bob Sadino,
pengusaha legendaris yang turut mempopulerkan hidroponik.
Akhirnya,
Nazri menuju Kota Bogor untuk belajar ke sebuah tempat yang direkomendasikan Bob
Sadino. Selama kurun waktu setahun, mulai tahun 2013 hingga 2014, Nazri belajar
hidroponik. Setelah selesai, ilmunya itu lalu ia bawa ke Medan.
Salah satu cara hidroponik yang dilakukan oleh Nazri. (Sumber foto: Instagram @nazri_hidrosinergiutama) |
Awalnya ia coba-coba mempraktikkan ilmu hidroponik tersebut. Setelah berhasil, kemudian ia hubungi teman-temannnya untuk diajak membuat sebuah lembaga kecil yang berupa lembaga relawan.
“Pada saat itu kondisi Sumatra Utara, khususnya Tanah Karo dalam kondisi memprihatinkan di mana kondisi Gunung Sinabung sedang gelisah hatinya.”
Di
situlah awal Nazri serius menekuni pertanian hidroponik hingga
menjadikannya sebagai bisnis besar saat ini.
Terinspirasi Cerita Petani yang Menguliahkan Anaknya ke Luar Negeri
Ada
sebuah cerita menarik yang membuat Nazri tersadar bahwa pertanian bisa menjadi
sebuah bisnis yang memiliki masa depan bagus. Ceritanya, suatu ketika saat ia
melakukan pendampingan dengan teman-teman pengungsi Gunung Sinabung, saat itulah ia
sempat melakukan wawancara dari satu orang ke orang yang lain.
Tanpa
ia duga, Nazri mendapatkan cerita yang luar biasa dari para petani tersebut.
Saat menanyakan di mana keberadaan anak-anak para petani ini, ternyata beberapa
dari mereka menjawabnya di luar negeri.
“Mereka
jawabnya di luar. Saya penasaran di luar itu di mana,; di luar Pulau Sumatra-kah
atau di mana? Saya kepo gitu. Kami tanyain, ternyata kebanyakan anak
petani-petani kita yang ada di sana itu bukan di Indonesia, tetapi di luar negeri. Ada
yang di Australia University, Sidney University,” cerita Nazri.
Mendengar
jawaban tersebut, Nazri jadi langsung jatuh hati dengan dunia pertanian karena
ternyata, sektor pertanian nyatanya seperti memiliki kekayaan atau potensi
bisnis yang luar biasa.
“Dan
sejak itu saya azamkan hidup mati saya insyaAllah di sektor pertanian,” tekad
Nazri.
Sejak
melakukan pendampingan pengungsi Gunung Sinabung di tahun 2016, seiring waktu
Nazri pun kemudian mendirikan perusahaan sekaligus membuat Komunitas Hidroponik
Sumatra Utara yang lalu ia legalkan.
Sistem Hidroponik buah strawberry yang dikembangkan Nazri. (Sumber foto: Instagram @nazri_hidrosinergiutama) |
Kini
ada puluhan kabupaten dan kota di Sumatra Utara dengan lebih kurang sekitar dua
ratusan petani produktif yang ia bina. “Jadi, sayur-sayur yang mereka tanam itu
SOP-nya dari kita. Apa yang mereka tanam itu juga informasi dari kita. Jadi
tidak ada yang bentuknya over kapasitas. Jadi misalnya si A nanam sawi, si B
nanam selada, jadi semuanya itu sudah menurut permintaan pasar yang ada seperti
itu. Jadi nggak sembarang nanam aja. Kalau sembarang nanam yang repot kita juga”
jelas Nazri.
Jadi
gerak dari perusahaan Nazri adalah memasarkan sayur-sayuran dan buah-buahan. Pasarnya
ada di Sumatra Utara hingga ke luar Sumatra Utara.
Beberapa Alasan yang Membuat Nazri Memilih Serius di Sektor Pertanian
Selain
hasil keuntungan yang cukup besar, ternyata ada beberapa alasan yang membuat
Nazri memilih serius menekuni sektor bisnis pertanian, khususya hidroponik.
Menurutnya, ada satu hal yang benar-benar memikat hatinya, yaitu rasa nilai yang tidak
bisa didapatkan di bisnis lain.
“Menanam
satu benih, menanam satu kebaikan. Jadi ketika tanaman itu kita tanam, dan kita
rawat sampai besar, dan kita panen sayur berkualitas, buah-buahan berkualitas,
dikonsumsi banyak orang, orang juga sehat, dan kita juga mendapat kebaikan di
sana. Jadi hal nilai itu yang selalu kita jaga,” jelasnya.
Hal
itu juga yang ia sampaikan ke anak-anak muda bahwa pertanian memiliki potensi
bisnis yang tidak kalah menarik dibanding bisnis-bisnis yang lain. Menurut
Nazri, di mana hal ini juga sering ia sampaikan kepada banyak anak muda lain, pertanian merupakan salah satu bisnis yang selama manusia masih hidup, sektor
ini akan terus ada. Sederhananya, karena manusia butuh makan, jadi manusia butuh
sektor pertanian untuk bisa bertahan hidup.
Salah satu green house yang dikelola Nazri. (Sumber foto: Instagram @nazri_hidrosinergiutama) |
Apalagi
sejak Nazri berhasil mendapat apresiasi penghargaan SATU Indonesia Awards
tingkat Provinsi Sumatra Utara di tahun 2023 atas semangat dan karyanya ini, ia makin bertekad bahwa sektor
pertanian tidaklah bisa dipandang sebelah mata.
“Tugas
kita meresonansi, menyampaikan pemikiran-pemikiran, semangat di sektor
pertanian ini untuk anak-anak muda terus menjaga semangat pertanian. Karena
kalau tidak ada petani mau jadi apa negara kita. Karena negara kita dikenal
negara agraris di mana sektor pertanian adalah yang paling utama menopang
negara ini. Kalau tidak ada anak-anak muda, siapa lagi? Kalau bukan kita siapa
lagi?” papar Nazri.
Ia berharap besar, semoga banyak anak muda yang tidak meninggalkan sektor pertanian. Apalagi saat ini, sektor pertanian kebanyakan masih dipegang oleh mereka yang berusia di atas 40 hingga 50-tahunan. Kaum muda inilah yang akan meneruskan keberlanjutan pertanian di masa depan. Sehingga semangat kebersamaan untuk menjaga pertanian demi masa depan bangsa dan negara harus terus ditanamkan.
0 komentar:
Posting Komentar