Pada tahun 2022, sebuah inisiatif lingkungan lahir dari masalah pribadi yang dirasakan oleh Ima Rida, pendiri Magi Farm. Hal ini bermula dari dirinya yang telah lama melakukan pemilahan sampah di rumahnya, tetapi ia masih merasa kurang puas karena sampah yang dipilah akhirnya tercampur kembali saat diangkut dan kemudian dibuang begitu saja ke tempat pembuangan akhir atau TPA.
Ima Rida dan Magi Kit, bagian dari produk Magi Farm yang bisa digunakan di rumah tangga. (Sumber foto: Instagram @magifarm_id)
Sampah organik, meski terurai, membutuhkan waktu
dan menghasilkan gas yang mampu menyumbang penyebab pemanasan global. Sedangkan
sampah anorganik di TPA yang tidak bisa terurai perlu membutuhkan proses daur
ulang.
Dari serentetan fakta itulah, Ima terpikirkan
untuk menemukan solusi yang lebih baik terhadap masalah sampah yang ada, terutama bagi sampah organik.
Kesadaran Terhadap Bahaya Sampah yang Salah Penanganan
Sebelum mengenal keberadaan maggot, Ima
melakukan metode komposting untuk mengolah sampah organik yang ia hasilkan di
rumahnya. Namun, proses penguraian sampah menjadi kompos ini memerlukan waktu
yang tak bisa cepat terurai. Sementara itu, sampah makanan di rumahnya bisa
terus bertambah setiap harinya.
Ima merasa kecepatan proses komposting tersebut
tidak seimbang dengan jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari. Sementara itu,
jika sampah organik dibiarkan begitu saja, bisa membusuk dapat menghasilkan gas
metana, gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Kesadaran Ima akan pentingnya pengelolaan sampah
yang tepat muncul setelah ia memahami dampak buruk sampah pada lingkungan.
Ima Rida. (Sumber foto: Instagram @imaridaa) |
“Padahal dulu kan waktu kecil yang ku tahu, oh ni kulit pisang nih, udah buang aja sembarangan. Ntar kan juga ilang. Tapi ternyata nggak begitu proses si kulit pisang ini bisa sampai terurai sempurna. Itu bisa mengeluarkan gas metana yang berbahaya yang kalau di TPA, gas metana ini bisa bikin meledak tuh. Trus kalau di muka bumi biasa bisa berkontribusi terhadap global warming sama climate change,” jelas Ima.
Pemahaman inilah yang memotivasinya untuk
mendirikan Magi Farm agar sampah makanan bisa diolah dengan benar dan
bermanfaat bagi lingkungan.
Magi Farm, Solusi Pengelolaan Sampah Organik yang Inovatif
Suatu ketika, Ima menemukan solusi dengan maggot
yang merupakan larva lalat hitam atau black soldier fly. Larva ini mampu
menguraikan sampah makanan lebih cepat. Secara alami, maggot bisa mengonsumsi
sampah organik dan menghasilkan pupuk organik dalam waktu singkat.
Setelah
keberhasilannya mengolah sampah makanan sendiri, Ima terinspirasi untuk berbagi
solusi ini dengan masyarakat luas. Terutama, untuk skala rumah tangga, hotel,
dan restoran yang ada di Bali. Di Magi Farm, Ima membuka kesempatan kerja sama
bagi siapa saja yang ingin mengelola sampah organik mereka secara lebih
bertanggung jawab.
Magi Kit, salah satu produk utama dari Magi Farm. (Sumber foto: Instagram @magifarm_id) |
Maka lahirlah Magi Farm, sebuah social enterprise yang mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam menangani sampah makanan. Magi Farm menawarkan solusi inovatif dalam pengelolaan sampah makanan dengan menggunakan maggot.
Usaha ini menawarkan dua pilihan bagi pelanggan. Pertama, pelanggan dapat mengumpulkan sampah makanan mereka di ember khusus yang disediakan Magi Farm yang nantinya akan diolah menggunakan maggot. Kedua, mereka bisa mengadopsi larva-larva maggot dalam Magi Kit yang dapat ditempatkan di rumah.
Tim dari Magi Farm yang mengumpul sampah organik dari pelanggan. (Sumber foto: Instagram @magifarm_id) |
Dengan mengadopsi Maggi Kit, sampah makanan dapat diolah sendiri secara langsung di rumah sehingga pelanggan Magi Farm bisa melihat proses penguraian yang dilakukan oleh maggot. Nantinya, seminggu sekali, sampah dan maggot yang sudah besar akan diambil oleh tim Magi Farm dan diganti dengan larva maggot yang baru.
Selain mengolah sampah makanan, Magi Farm juga
menghasilkan berbagai produk turunan dari maggot. Maggot hidup dapat dijadikan
pakan ternak untuk ikan lele dan ayam, sementara maggot yang dikeringkan bisa
menjadi pakan untuk hewan peliharaan eksotis, seperti koi, tokek, dan sugar
glider.
Berbagai produk turunan Magi Farm. (Sumber foto: Instagram @magifarm_id) |
Salah satu produk unggulan Magi Farm adalah
suplemen untuk anjing. Suplemen ini bukanlah makanan utama, tetapi digunakan
sebagai topping tambahan. Mengingat populasi anjing di Bali cukup besar,
suplemen ini pun mendapat sambutan positif dari para pemilik hewan peliharaan.
Sejauh ini, perjalanan Magi Farm tak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Mulai dari yayasan Kopernik, NGO yang bergerak di
bidang isu lingkungan dan sosial, serta komunitas lingkungan lainnya. Berkat
dukungan tersebut, Magi Farm berhasil mendapatkan informasi dan panduan dalam
mengolah sampah makanan dengan maggot secara lebih efektif.
Respon
dari masyarakat pun cukup positif, terutama di Bali. Beberapa pemilik restoran,
hotel, bahkan rumah tangga di Bali menunjukkan ketertarikan terhadap
pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Salah satu hotel bintang lima di Bali yang menggunakan jasa Magi Farm untuk pengolahan sampah organiknya. (Sumber foto: Instagram @magifarm_id) |
Hingga kini, Magi Farm telah berkembang dan memiliki lima anggota tim. Ima sendiri memilih fokus penuh di awal tahun 2023 mengembangkan Magi Farm dan meninggalkan pekerjaan sebelumnya.
Kini,
walaupun Magi Farm sudah berhasil mengolah lima ton sampah dalam setahun, Ima
merasa usahanya tersebut masih perlu ditingkatkan untuk mencapai dampak yang
lebih signifikan. Sampah makanan yang dihasilkan di Indonesia masih sangat
tinggi dan sebagian besar berakhir di TPA. Ima berharap semoga makin banyak
masyarakat yang mau memilah dan mengelola sampah organik di rumah sehingga
masalah sampah bisa makin ditekan.
Magi
Farm juga terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang
baik. Langkah kecil seperti memilah sampah atau mengolahnya sendiri sudah dapat
memberikan dampak besar bagi lingkungan.
Dalam
perjalanannya membangun Magi Farm, Ima memiliki satu pesan penting bagi
masyarakat yaitu ajakan untuk memulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya, dengan
pilah-pilih sampah organik dan non-organik di rumah, atau mencoba mengolah
sampah makanan sendiri dengan metode sederhana.
Menurutnya, langkah-langkah kecil ini jika
dilakukan secara konsisten, bisa membawa perubahan besar dan positif bagi
lingkungan kita.
Atas kiprahnya bersama Magi Farm yang turut
peduli pada lingkungan, Ima mendapat Apresiasi SATU Indonesia Awards di tahun
2023 untuk tingkat Provinsi Bali di bidang lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar