“Kesuksesan setiap wanita harus menjadi inspirasi bagi orang lain. Kami terkuat saat kami saling mendukung.”
- Serena Williams
BRIVOLUTION adalah transformasi BRI untuk memajukan ekonomi Indonesia. (Foto: IG @bankbri_id) |
Ketika orang berbicara tentang usaha ultra mikro, UKM, dan UMKM, saya selalu memiliki kesan bahwa usaha yang dimaksud adalah usaha “kecil-kecilan”, usaha rintisan skala kecil, usaha yang tidak memerlukan modal besar, usaha yang bisa dilakukan dari rumah, bisa diselingi dengan tugas domestik rumah tangga, dan sebagian besar dilakukan oleh kaum perempuan. Belakangan ini saya mulai menyadari bahwa hampir sebagian besar kesan tersebut memang ada benarnya, tetapi ada pula beberapa pemahaman yang mesti diluruskan.
Berkaitan dengan kriteria ultra mikro, UKM, dan UMKM, ketiganya termasuk ke dalam dunia usaha yang berada atau berdomisili di Indonesia dan memiliki tujuan yang sama, yaitu menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Adapun secara spesifik, saya membuat ikhtisar mengenai perbedaan ultra mikro, UKM, dan UMKM tersebut sebagai berikut.
Perbedaan UKM dan UMKM (Foto: pribadi dari berbagai sumber) |
Hal ini memiliki pengaruh dan penanganan yang berbeda, khususnya secara spesifik dan administratif meskipun secara penyebutan kita memang lebih sering menyamakan ketiganya dengan sebutan UMKM saja.
Akan tetapi, tidak seperti nama atau istilahnya yang mengandung kata “mikro” atau “kecil”, peran dan keberdayaan usaha ultra mikro dan UMKM ini di ranah perekonomian nasional sungguh besar dan signifikan. Para pelaku usaha di sektor ini memiliki peran sebagai Pahlawan UMKM dan sangat penting bagi keluarga serta masyarakat, bahkan telah menunjukkan kedigdayaan mereka, termasuk di masa-masa krisis dan pandemi.
Jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah/UMKM berdasarkan kelas. (Foto: databoks.katadata.co.id) |
Bagaimana mereka bisa tumbuh demikian kuat dalam menopang perekonomian padahal dari sisi permodalan, pelaku usaha sektor ini tidak memiliki jumlah modal sebagaimana yang dimiliki perusahaan-perusahaan besar?
Modal memang merupakan hal yang sangat krusial dalam dunia usaha. Akan tetapi jika kita amati secara saksama, permodalan tidak lagi menjadi suatu masalah besar bagi pelaku usaha saat ini. Hal yang dibutuhkan adalah komitmen dan kerja keras serta kejujuran. Pandangan ini bukan tanpa dasar karena pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya membantu para pelaku usaha, baik ultra mikro maupunUMKM dengan memberikan kemudahan pengajuan untuk permodalan melalui berbagai lembaga, termasuk Badan Usaha Milik Negara, baik bank maupun nonbank.
Salah satu yang memiliki komitmen kuat mengenai hal tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagaimana dinyatakan oleh Sunarso, Chief Executive Officer (CEO) Bank Rakyat Indonesia (BRI),
“Transformasi berkelanjutan yang ditempuh menjadikan BRI lebih efisien sekaligus semakin fokus pada sektor UMKM sebagai backbone utama bisnis perseroan.”
Sunarso, CEO BRI (Foto: IG @bankbri_id) |
Artinya, usaha ultra mikro dan UMKM kini sudah menjadi hal yang menjadi perhatian khusus dan istimewa, terutama bagi BRI sebagai bank yang paling akrab dengan masyarakat hingga ke pelosok negeri. Terlebih kini BRI telah meluncurkan BRIVOLUTION 2.0 sebagai bentuk transformasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Nilai kredit UMKM dan total penyaluran seluruh sektor BRI. (Foto: databoks.katadata.co.id) |
Melihat komitmen yang kuat dari para pelaku usaha dan lembaga pendukung yang saling bahu-membahu, termasuk BRI, tak berlebihan jika kita menyebut mereka sebagai pahlawan UMKM yang telah ikut berkontribusi terhadap kemajuan perekonomian Indonesia di masa depan.
Perempuan dalam Usaha Ultra Mikro dan UMKM
Menengok pengalaman saya sendiri, ketika suami mengajak pindah rumah ke kampung halamannya beberapa tahun yang lalu, hal pertama yang saya pikirkan adalah apa yang akan saya lakukan di sana. Jujur saja ada semacam kegamangan karena saya lahir dan dibesarkan di ibukota negara yang memiliki segala macam kemudahan dalam akses dan fasilitas. Saya teringat obrolan dengan salah satu anggota keluarga bahwa saya harus membiasakan hidup yang monoton di daerah dan akan sering bertemu dengan para pensiunan serta lansia karena orang mudanya sebagian besar merantau ke kota.
Saat itu, saya tidak ingin mendebat karena stereotipe tersebut memang sudah merasuk ke sebagian masyarakat di lingkungan saya. Kepindahan saya pada akhirnya memang mematahkan pandangan tersebut karena kemudahan akses internet kini sudah bisa menjadi penghubung dan pendukung aktivitas saya. Hanya saja memang dalam beberapa hal tetap ada keterbatasan pilihan, misalnya ketika saya harus memilih profesi yang ingin dijalani di tempat baru.
Saya tentu tidak bisa mengandalkan sepenuhnya profesi yang dulu saya jalani. Kini saya hanya bisa melakukannya secara lepas (freelance). Sejak dulu saya memiliki minat usaha di bidang kuliner dan fashion dan hal inilah yang sedikit demi sedikit kini mulai saya jalani. Persiapan yang terkait dengan dimulainya usaha ini, termasuk di bidang permodalan tentu menjadi pertimbangan yang sangat penting.
Apa yang saya alami mungkin mirip dengan pengalaman Umiyati, seorang ibu yang berasal dari Semarang dan pindah ke Desa Tidu, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ia menemukan di tempat barunya kebanyakan ibu-ibunya sering merumpi, tidak punya penghasilan lain karena hanya mengandalkan hasil dari bertani serta banyak yang sudah memasuki usia lansia dan pralansia. Ia ingin memberikan manfaat kepada masyarakat dengan mendirikan KUB Tidu Berkah Jaya pada 14 Februari 2015 yang merupakan kelompok usaha bersama membuat barang hasil dari seni rajutan.
KUB Berkah Jaya Desa Tidu, Purbalingga, Jawa Tengah. (Foto: IG @bankbri_id) |
Setelah mendapatkan bantuan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) di tahun 2021, usaha mereka semakin maju dan bahkan produknya sudah diekspor hingga ke mancanegara, seperti Thailand, Amerika, dan Hongkong. Mereka mendapatkan bantuan dari BRI berupa pelatihan dan peralatan produksi melalui program Klasterku Hidupku. Taraf hidup mereka meningkat setelah mengikuti program ini.
Berani Beraksi Berani Berdaya
Bagi saya yang melihat keberhasilan usaha para ibu tersebut dan perempuan lain di daerah, tentu saja merasa penasaran dengan pencapaian tersebut. Hal menarik pertama yang saya temukan adalah bahwa berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 64% dari total pelaku UKM dan UMKM adalah perempuan yang memiliki kontribusi terhadap PDB nasional mencapai 61%. Tidak bisa diingkari bahwa ini adalah sebuah kekuatan ekonomi yang cukup signifikan untuk mengangkat perekonomian nasional.
Umiyati, ketua KUB Berkah Jaya. (Foto: IG @bankbri_id) |
Temuan kedua adalah bahwa terdapat fasilitas pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dan UMKM dari Pusat Investasi Pemerintah. Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) ini merupakan investasi pemerintah dalam bidang pemberdayaan usaha mikro yang ditata kelola oleh Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP). Dalam hal ini, komitmen BRI secara khusus diwujudkan dengan berbagai inovasi (termasuk di dalamnya digitalisasi BRI), seperti:
1. BRIMO
Super app ini telah dipakai oleh 29,8 juta users dan menjadi mobile banking yang paling banyak diunggah. colume transaksi BRIMO ini secara total telah menyentuh Rp2.984 triliun (tumbuh 66,87%).
2. QLola
Ini adalah integrated solution platform dengan hanya sekali login atau single sign on access yang menjadikan efisiensi dan fleksibilitas kepada nasabah nonindividu (badan usaha) untuk melakukan transaksi di mana pun dan kapan pun secara aman dan nyaman.
3. Agen BRILink
Agen pelayanan bank BRI nirkantor ini telah mencapai lebih dari 698.717 agen dan menjangkau lebih dari 60.215 desa di seluruh Indonesia dengan volume transaksi mencapai 1.040 triliun.
4. BRI Spot
BRI Spot ini merupakan jurus jitu para mantri BRI untuk memangkas pengajuan kredit para nasabah yang semula memakan waktu 2 minggu menjadi 1 hari sehingga mempermudah nasabah mendapatkan pinjaman dari BRI.
Beberapa inovasi BRI terkait upaya memajukan usaha ultra mikro dan UMKM. (Foto: IG @bankbri_id) |
5. Senyum
Senyum adalah platform digital yang mengintegrasi tiga entitas (BRI, Pegadaian, dan PNM) untuk memasarkan berbagai produk layanan ultra mikro dan mikro. Senyum sudah digunakan oleh 69.000 tenaga pemasar di 1.017 co-location di seluruh Indonesia.
6. Klasterku Hidupku
Ini merupakan klaster usaha yang berjumlah sekitar 18.685 di seluruh Indonesia. Nasabah yang tergabung dalam Klasterku Hidupku ini mendapatkan 1.411 pelatihan dan literasi keuangan serta 391 bantuan berupa sarana produktif.
7. Desa BRILiaN
Sebanyak 2.843 desa BRILian tersebar di Indonesia sebagai bentuk pemberdayaan UMKM d desa.
8. Rumah BUMN
Ada sebanyak 54 Rumah BUMN yang menaungi 400 ribu pelaku UMKM dengan lebih dari 11 ribu pelatihan.
Hampir seluruh inovasi yang dilakukan oleh BRI tersebut merefleksikan komitmennya yang kuat terhadap upaya mendukung pemberdayaan sektor usaha ultra mikro dan UMKM ini.
Sehubungan dengan dukungan terhadap kemajuan dunia usaha Ultra Mikro dan UMKM, Bank Rakyat Indonesia juga turut serta menumbuhkembangkan usaha tersebut melalui pembentukan secara resmi Holding Ultra Mikro sebagai intergrasi tiga entitas bersama Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) pada September 2021.
Holding ultra mikro memiliki tiga entitas yang saling mendukung. (Foto: IG @bankbri_id) |
Oleh karena itu, untuk semakin memberdayakan para pelaku usaha tersebut agar bisnis mereka semakin berkembang, beberapa program pun dibuat, seperti pelatihan dan literasi keuangan serta bantuan sarana produktif.
Pelatihan Didapat Berkah Berlipat
Adapun beberapa pelatihan yang didapat oleh para nasabah yang merupakan pelaku usaha ultra mikro dan UMKM tersebut dibuat dalam beberapa tema, antara lain sebagai berikut.
Tema Literasi Keuangan
Pelatihan dengan mengangkat tema pentingnya literasi keuangan dalam usaha nasabah. Adapun materi-materi yang disampaikan meliputi pentingnya menabung, pentingnya memisahkan uang usaha dan uang keluarga, produk-produk menabung, cara membuka rekening, cara menggunakan ATM, cara menggunakan mobile banking, cara melakukan transaksi perbankan, dan materi-materi dasar lainnya yang berkaitan dengan literasi keuangan.
Tema Perizinan Usaha
Pelatihan dengan mengangkat tema pentingnya memiliki perizinan usaha, dalam hal ini Nomor Induk Berusaha (NIB). Adapun materi-materi yang disampaikan meliputi manfaat perizinan usaha, syarat/cara memiliki NIB.
Tema Pemasaran di Media Sosial
Pelatihan dengan mengangkat tema pemasaran usaha di sosial media (Facebook, WhatsApp, Instagram). Adapun materi-materi yang disampaikan meliputi manfaat memiliki akun media sosial, tata cara register di akun media sosial, dan manfaat pemasaran di media sosial.
Tema Pemasaran di E-Commerce/Marketplace
Pelatihan dengan mengangkat tema pemasaran usaha di E-Commerce/Marketplace (Shopee, Tokopedia, Lazada, PaDi). Adapun materi- materi yang disampaikan meliputi manfaat memiliki akun e-commerce/marketplace, tata cara register di akun e-commerce/marketplace, dan manfaat pemasaran di e-commerce/marketplace.
Tema Pengembangan Kemasan
Pelatihan dengan mengangkat tema pentingnya mengembangkan usaha melalui kemasan. Adapun materi-materi yang disampaikan meliputi manfaat memiliki kemasan, cara melakukan foto produk, cara membuat logo, cara packaging yang menarik.
Tema Penggunaan Aplikasi Pencatatan Keuangan
Pelatihan dengan mengangkat tema pentingnya memiliki aplikasi keuangan sebagai tools bagi nasabah dalam melakukan pemasukan dan pengeluaran keuangan usaha nasabah seperti aplikasi Chatat.Id dan aplikasi Buku Warung. Adapun materi-materi yang disampaikan meliputi manfaat memiliki akun aplikasi keuangan, dan tata cara register di akun aplikasi keuangan.
Langkah Ribuan Dimulai dari Langkah yang Kecil
Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara yang kuat secara ekonomi karena memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang begitu besar. Oleh karena itu, upaya untuk memupuk dan mengembangkan usaha ultra mikro dan UMKM ini merupakan langkah-langkah yang menjadi sumbangsih BRI Untuk Indonesia, terutama bagi kemajuan ekonomi demi generasi yang akan datang.
Peran mantri BRI seperti Ratna sangat penting bagi kemajuan usaha ultra mikro dan UMKM. (Foto: IG @bankbri_id) |
Tak berlebihan kiranya bahwa para pelaku usaha kini memiliki peluang yang sangat besar untuk menjalankan dan mengembangkan serta memajukan usahanya karena BRI kini menjadi salah satu yang terdepan dalam mendukung upaya tersebut dengan berbagai inovasi dan pelayanan bagi para nasabahnya, terutama pelaku usaha ultra mikro dan UMKM.
Beberapa pencapaian yang telah diraih BRI. (Foto: IG @bankbri_id) |
Transformasi digital dan dan culture yang menjadi fokus BRI telah membuktikan bahwa BRI telah menjadi bank di bawah BUMN yang paling dekat dengan rakyat. Kemajuan BRI yang berpihak pada ekonomi rakyat dengan menopang usaha ultra mikro dan UMKM terbukti dengan pencapaian dalam berbagai prestasi dan hal ini membuat kita optimis bahwa sinergi ekonomi ini akan membawa Indonesia semakin maju dan menjadi kekuatan ekonomi global di masa depan. Semoga!