Kecoa adalah hewan yang paling sering membuat orang bergidik atau jijik. Tak jarang pula ia menjadi penyebab orang berjingkat-jingkat hingga menjerit apabila bertemu dengan makhluk berwarna cokelat tua ini. Jeritan bisa terdengar di rumah biasa atau apartemen di kota akibat bertemu kecoa terutama di kamar atau dapur yang kotor, lembab, atau gelap.
Beberapa kali saya dibuat stres oleh makhluk yang konon dikatakan paling tangguh bertahan sejak zaman purba ini. Dapur yang saya anggap sudah cukup bersih dan rapi, toh masih sering juga disambangi oleh hewan menyebalkan nan menakutkan (coba aja perhatikan wajahnya yang seram).
Tak terhitung cara dan alat yang sudah saya coba untuk mengusir hingga, tak tanggung-tanggung, berniat ingin memusnahkannya dari lingkungan rumah saya. Apalagi jika sudah bertemu dengan telur atau calon kecoa yang bertebaran di sudut-sudut tak terjangkau sapu. Rasa geram mungkin sudah terlihat bagai muncul asap di atas ubun-ubun.
Awalnya, saya mengikuti naluri dengan menggunakan sapu untuk menggebrak sang serangga bersayap cokelat itu. Namun ternyata saya malah tambah stres dan bergidik karena ternyata ia malah terbang kian kemari sembari (mungkin) meledek saya yang gagal misi.
Langkah berikutnya, saya mengikuti saran iklan di TV dengan membeli cairan pembunuh nyamuk, lalat, dan kecoa, baik yang kemasan biru, hijau, atau kuning. Akan tetapi, semuanya hanya khayalan untuk bisa mengusir hewan hexapoda itu. Apalagi setelah saya tahu bahwa menggunakan semprotan berbahan alkohol tersebut berbahaya jika digunakan di dapur rumah kita. Saya malah paranoid karena jadi berpikir si kecoa bisa membuat rumah kebakaran. Tambah kesal gak tuh?
Suatu ketika saya pernah membaca sebuah artikel yang menggunakan bahan-bahan alami seperti daun salam, kulit timun, dll utk menghilangkan si cokelat bersayap dan pipih itu. Tapi rumah saya kok malah jadi kayak tempat pembuangan sampah akhir. Anak-anak pun sering memandang saya yang makin terlihat aneh karena mungkin hampir terlihat seperti paranormal yang sedang melakukan ritualnya.
Saking sebelnya, saya pernah menghadapi si kecoa menyebalkan itu dengan tangan kosong. Saya menendang dan menyepaknya seperti bermain sepak bola. Tendangan saya yang supercepat itu membuatnya lumpuh seketika dan tubuhnya terlentang tak berdaya. Saat itulah saya mendapatkan ide, seperti Robert Kearn di film Flash of Genius, untuk menenggelamkannya di dalam lautan busa sabun cuci yang lumayan banyak. Rasa gemas bercampur penasaran rupanya berbuah hasil yang saya harapkan. Si kecoa itu langsung tewas (astagfirullah, saya kejam banget gak sih?). Lega rasanya bisa terbebas dari binatang menjijikkan itu.
Namun, jika saya harus berkali-kali menendang atau menyepak hewan mengerikan itu, tampaknya saya pun masih akan kesulitan karena busa sabun cuci butuh proses dan memakan waktu untuk siap digunakan sesaat setelah kecoa itu terlentang. Jika terlambat, si kecoa akan mencoba membalikkan badan dan kembali melarikan diri.
Momen yang tidak akan saya lupakan adalah ketika saya sedang membersihkan kaca jendela dan si makhluk itu melewati kaki saya. Tak ayal saya pun langsung menyemprotkan cairan pembersih kaca itu langsung ke tubuh kecoa tersebut. Rupa-rupanya ... inilah cara terbaik yang saya dapatkan untuk terbebas dari teror si makhluk turunan purba tersebut.
Saya bersyukur kini sudah bisa mendapatkan teknik tercepat, termurah, terefektif, dan terefisien untuk melawan musuh bebuyutan saya selama beberapa dekade. Selain cairan pembersih kaca, sabun cuci piring juga bisa kita manfaatkan untuk membunuh kecoa yang merajelala di rumah.
Sahabat Xi juga bisa coba lho. Semoga sukses!
Tags:
tips
0 comments:
Posting Komentar