The New Acer Iconia W510 Mengiringi Perjalanan Cinta Bunda

Ketika mulai menulis ini, kadang aku hampir menangis. Ini bukan edisi lebay, tapi edisi galau, meski nggak sampai nangis bombay sih. Perempuan memang ingin dimengerti. Kayaknya lagu lawas milik Ada Band itu cocok buat menggambarkan perasaanku saat ini. Bayangkan saja dulu deh! Ada seorang emak-emak mantan editor & jurnalis yang suka traveling plus modis ...
;-) Sekarang dia harus melepaskan karirnya demi mengasuh duo batitanya, seorang diri! (Nggak pakai asisten rumah tangga atau baby sitter gitu). Kebayang dong bagaimana gaya jumpalitannya. Tetangga aja sampai kasih tepuk tangan kok buat aksinya setiap hari. Entah apakah itu karena kasihan atau karena kehebatannya. Mulai dari memandikan dua batita, menyiapkan sarapan, belanja sayur-mayur, mencuci baju dan piring, menyetrika pakaian, menyapu dan mengepel lantai, diselingi memberi ASI setiap 2-3 jam sekali, menemani anak-anak bobo siang sambil istirahat, bermain sambil belajar, buatkan cemilan dan saribuah, menulis buku atau editing, browsing internet untuk cari data, diundang kajian atau acara pengajian di rumah teman, menemani suami survei ke toko buku, makan malam bersama, dilanjutkan dengan menulis hingga tengah malam, lalu baru tidur lelap. Pffuihh ... gaya hidup orang itu memang berubah drastis! Yup, orang itu adalah aku!

Sejak menikah, aku memang sudah berniat menjadi ibu rumah tangga yang total (seperti halnya ibuku). Sumpah, aku ikhlas kok menjalaninya. Apalagi setelah lahir dua krucilku yang sangat luar biasa itu. Mereka anak-anak yang cakep, pinter, lucu, imut-imut, dll dst dsb (ups, mulai keluar lagi deh narsisnya, ha ha ha). Mereka adalah berlianku yang tak ternilai harganya. Aku ingin membesarkan dan membimbing mereka dengan sentuhan kasih sayang langsung dari tanganku sendiri. Demi mereka aku rela melakukan apa saja. Ehm ehm cequik cequik ....

Nah, sejak mengundurkan diri dari kantor tempatku bekerja dulu, maka ruangan kerjaku yang sekarang sangat luas (tentu saja karena satu rumah full). Job description plus jam kerja juga ada 'penyesuaian' meski tidak tercantum dalam peraturan Depnakertrans, he he he. Gaji? Cinta dari suami dan anak-anakku tentunya menjadi kompensasinya. But, I really enjoy to be a mother ;-)

Berhubung kedua anakku berada dalam masa emas alias golden age, aku nggak setengah-setengah memberi mereka ruang yang cukup besar untuk berekspresi dan bereksperimen. Teraya repotnya menjadi pemandu mereka. Tingkah anak-anak itu sangat aktif dan tak jarang menimbulkan kelucuan dan melahirkan ide-ide atau gagasan untuk ditulis. Maklum, naluri sebagai penulis tak pernah bisa ditutupi, he he he. Tapi bagaimana caranya? Gadget yang dipakai tak mampu menopang keberadaanku saat ini. Wajar dong bila daku merasa gundah gulana?

Biar pun keseharianku di rumah bersama anak-anakku, tapi rasanya tak cukup waktu 24 jam dalam sehari. Ketika ada lesatan ide, sering aku melewatkannya. Orang bilang nafsu besar, tapi tenaga kurang! Padahal aku masih ingin terus berkarya. Aku sering mendiskusikan hambatanku ini dengan suamiku dan dia berjanji untuk turut mencari solusinya. Aku tahu dia tetap mendukung minat dan keinginanku. Hingga suatu hari datanglah kabar gembira dari hasil penelusuran suamiku (dasar aku juga yang mupeng!) Acer telah merilis Acer Iconia W510, Tablet PC dengan Windows 8! Hari itu tepat di hari ulang tahunnya. Wow!

Kenapa aku bisa sampai histeris begitu sih? Lebay! Memang ada apa dengan Acer Iconia W510? Jawabannya Acer Iconia W510 itu simpel, praktis, menyenangkan, dengan performa komputasi yang mengagumkan. Mungkin itulah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan Tablet PC. Kini aku tak perlu lagi membawa banyak gadget ketika beraktivitas bersama anak-anakku. Cukup membawa Acer Iconia W510 yang menyatukan fungsi tablet PC dan mini notebook dalam satu device. Aku juga tidak perlu pusing lagi soal kompatibilitas antara PC dan tablet karena what I see in my PC is what I see in my tablet.

Acer Iconia W510 dilengkapi dengan fitur Always On, Instant Connect yang akan membuat gadget yang satu ini tetap standby dan terhubung dengan koneksi internet seperti perangkat smartphone. Dengan dukungan keyboard docking, Acer Iconia W510 bisa diajak bekerja hingga 18 jam sehingga sangat cocok untuk keperluan short business trip. Dilengkapi dengan output HDMI port, Acer Iconia W510 semakin mudah dihubungkan dengan printer, hardisk, televisi, dan sebagainya.

Fungsi kamera pada tablet ini juga memiliki keunggulan tersendiri. Dengan kamera utama 8 Megapixel (autofocus) dan kamera kedua (menghadap ke pengguna) 2,1 Megapixel, Acer Iconia W510 menawarkan perpaduan kamera dengan spesifikasi tinggi untuk sebuah tablet. Kedua kamera ini bisa merekam video hingga resolusi FullHD (1080p). Video conference bisa dilakukan dengan mudah menggunakan Skype ataupun software video chat/conference lainnya.

Gambaran pekerjaanku saat ini bisa dibilang multi-tasking yakni sebagai penulis, teman bermain anak-anak, bersilaturahim dengan teman, dan sesekali menggeluti hobi agar tetap berjalan. Acer Iconia W510 dengan OS Windows 8 dan User Interface (UI) barunya yang disebut Start Screen tiles (dahulu sempat dikenal dengan nama “Metro”) tetap memungkinkan penggunanya untuk mengakses UI klasik yang bisa ditemukan di Windows 7. Selain itu, karena menggunakan Windows 8 untuk PC, Iconia W510 ini bisa menggunakan software yang umumnya dipakai di Windows 7. Dalam tampilan fisiknya, tablet Acer Iconia W510 ini jika dipadukan dengan keyboard docking, akan menjelma menjadi sebuah mini notebook P C yang umum aku kenal.

Setidaknya ada tiga format penggunaan yang bisa aku manfaatkan dengan Acer Iconia W510:
Tablet mode: Tanpa menggunakan docking, aku bisa menggunakannya sebagaimana layaknya sebuah tablet. Ukuran layar 10.1” berkualiatas High Definition membuat Acer Iconia W510 tampil tidak terlampau besar dan serupa dengan ukuran tablet terbesar yang umum beredar di pasaran. Hal ini membuatnya mudah untuk dioperasikan. Layar berteknologi In-Plane Switching (IPS) dengan resolusi 1366×768 pixel ini memiliki sudut tampilan yang sangat lebar. Iconia W510 bahkan dapat digunakan menonton video dengan sudut kemiringan lebih dari 45 derajat dan tetap merasa nyaman. Cocok buat menonton video sambil menyusui anakku, Bumi yang masih minum ASI, yes!

Presentation mode: Saat menggunakan keyboard docking, aku bisa mendorong layar hingga posisinya membalik 295 derajat dan meletakkannya di atas meja dengan tuts keyboard menghadap ke meja. Ini adalah posisi ideal saat aku ingin browsing berlama-lama di atas meja café langgananku dan bocah-bocah ini. Berangkaaat!

Productivity mode: Posisi normal saat menggunakan keyboard docking membuat Acer Iconia W510 berpenampilan sebagaimana layaknya sebuah mini notebook. Aku bisa mengetik tulisan panjang dengan tuts keyboard-nya yang cukup besar dan nyaman. Bagi aku yang terbiasa dengan penggunaan keyboard fisik pada laptop, keyboard docking memberikan kenyamanan mengetik yang sama. Sebagai penghubung dengan tablet, sebuah engsel berukuran besar dan kokoh tersedia pada keyboard ini. Untuk memasangkan tablet, aku cukup menyelipkannya ke celah pada engsel hingga kunci pengaman terkatup. Untuk membukanya, cukup menggeser sebuah kunci pengaman yang tersedia. Dengan adanya baterai tambahan di dalam keyboard, selain tablet memperoleh pasokan daya ekstra, keseimbangan antara bobot, tablet dan keyboard pun terasa lebih nyaman. Sebagai catatan, saat penggunaan tablet ini dengan keyboard dock, daya baterai pada keyboard akan dikonsumsi lebih dahulu. Pengaturan yang cerdas, bukan? Nggak bikin aku ribet deh.

PC tablet yang bobotnya hanya 580 gram ini membawa prosesor Intel Atom Z2760, memory 2GB DDR3, hardisk 32GB internal storage, dengan grafik Intel Graphics Media Accelerator 3650 yang akan kompatibel dengan seluruh aplikasi Windows. Bukan hanya itu, mengadopsi OS Windows 8 juga membuat Acer Iconia W510 semakin mudah dalam hal transfer file. Aku dapat memindahkan berbagai macam file via port Micro USB 2.0 yang tersedia ke External Hard Drive atau langsung ke dalam notebook-ku.

Aku cukup menancapkan sebuah headset, dan video conference pun dapat dilakukan dengan privasi ekstra. Tersedia socket untuk mikrofon (tergabung dengan headset) membuat Acer Iconia W510 menjadi perangkat yang berpotensi menjadi andalanku. Aku pun bisa merekam video sembari menyodorkan mic ke narasumber. Sebuah fitur yang jarang ditemui pada sebuah tablet, bukan?

Dengan memanfaatkan Windows 8 sebagai OS, Acer Iconia W510 mampu menyuguhkan beragam fitur yang sebelumnya tidak bisa diperoleh dari satu perangkat komputasi saja (biasanya harus dengan kombinasi notebook dan tablet). Didukung dengan daya tahan baterai yang sangat baik dan layar dengan tampilan cemerlang, pengalamanku saat menggunakan Acer Iconia W510 menjadi kian menyenangkan.

So, sepertinya aku bisa melanjutkan proyekku bersama dua kurcaciku. Aku juga sudah tidak bingung lagi menentukan pilihan PC tablet dengan Windows 8? I get the FUNTOUCHTIC experience of Windows 8 only at Acer Iconia W510, the real tablet!

Acer Iconia W510 is my guardian angel! Kalau awalnya aku selalu galau, dengan Acer Iconia W510 ini, aku dan anak-anakku jadi tim yang kwaw kwaw, eng ing eng .... Kesimpulannya, Acer Iconia W510 akuuu banget deh!

0 comments:

Posting Komentar